15 Persen dari Total Bank Sampah di Jakarta Barat Tidak Aktif, Ini Penyebabnya
"Dari 778 jadi 661 yang aktif, sisanya tidak aktif," kata Edy di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Senin (10/12/2018).
Penulis: Novian Ardiansyah | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Novian Ardiansyah
TRIBUNJAKARTA.COM, KEMBANGAN - Sebanyak 15 persen bank sampah yang ada di Jakarta Barat tercatat tidak aktif.
Total ada sekitar 778 bank sampah yang dibangun di Jakarta Barat.
Dari jumlah tersebut, Kepala Suku DInas Lingkungan Hidup Jakarta Barat Edy Mulyanto mengatakan, hanya 661 bank sampah yang masih aktif.
Sedangkan, 15 persen sisanya atau sekitar 117 bank sampah tidak aktif.
"Dari 778 jadi 661 yang aktif, sisanya tidak aktif," kata Edy di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Senin (10/12/2018).
Edy menuturkan, tidak aktifnya bank sampah tersebut lantaran tidak ada lagi aktivitas baik itu pengumpulan sampah maupun nasabah yang menabung dengan sampah.
Ia mencontohkan, untuk di wilayah Kelurahan Sukabumi Selatan, dari tujuh RW yang memiliki bank sampah, hanya tiga RW yang memiliki bank sampah aktif.
Namun Edy menilai, penurunan tersebut masih dianggap wajar karena di Jakarta Barat sudah menerapkan bank sampah untuk di setiap lingkungan RW.
"Menurut saya perbandingan ini masih cukup wajar di tahun 2018 karena kemarin dari Kementerian KLHK menyatakan bahwa kalau bisa di setiap kelurahan ada bank sampah. Tapi di Jakarta Barat sudah ada di setiap RW, artinya kita sudah selangkah lebih maju Jakarta Barat dibanding wilayah lain," tuturnya.
Edy pun mengatakan ada beberapa kendala yang menyebabkan bank sampah tidak aktif.
Di antaranya ialah minimnya pengetahuan pengelola serta masyarakat sekitar terhadap manajamen bank sampah.
• Menhub Tekankan Pemeriksaan Kelaikan Pesawat untuk Transportasi Natal Tahun Baru
"Kendala yang saya rasakan itu tadi, mereka belum tahu persis tentang manajamen pengelolaan bank sampah. Jadi kebanyakan tahunya ngumpulin sampah tapi masih berpikir jual apa adanya. Mau instan langsung jual, lama-lama mereka berpikir enggak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan," kata Edy.
"Tapi kalau mereka sudah tahu prospek ke depannya. Mereka pasti akan kembali menjalani bank sampah. Maka dari itu kita kan menekankan edukasi kembali kepada mereka" tambahnya.
Belum adanya sanksi yang tegas, lanjut Edy, juga menjadi kendala tersendiri sehingga banyak bank sampah yang tidak aktif.
"Beri sanski yang tegas tapi kami tidak punya wewenang, itu ada di Pak Wali. Karena dari segi regulasi sudah dikeluarkan, SK-nya sudah ada, hanya tidak ada kata-kata sanksi di sana untuk RW apabila bank sampah tidak aktif bagaimana. Mungkin bertahap, nanti mungkin 2019 akan ditegaskan oleh beliau," kata Edy.