Warga Harap Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Jakarta Utara Diadakan Dua Kali dalam Sebulan

Hari Bebas Kendaraan Bermotor(HBKB) di Jakarta Utara diadakan sebulan sekali dan ditempatkan di Jalan Danau Selatan, Tanjung Priok Jakarta Utara.

Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TribunJakarta.com/Afriyani Garnis
Suasana HBKB di Jalan Danau Sunter Selatan, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (16/12/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Afriyani Garnis 

TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Jakarta Utara diadakan sebulan sekali dan ditempatkan di Jalan Danau Selatan, Tanjung Priok Jakarta Utara.

Kegiatan yang hanya sekali dilakukan dalam sebulan tersebut dirasa kurang oleh sebagian warga.

Banyak dari mereka yang berharap HBKB diadakan setiap minggu atau paling tidak dua minggu sekali.

Satu diantaranya, Nur (37) warga Cilincing yang baru pertama kali menyambangi HBKB di Sunter.

Menurutnya kegiatan positif tersebut bisa dilakukan setidaknya dua minggu sekali.

"Saya baru kesini sih, ikut suami yang kebetulan kerja. Jadi diajak. Menurut ini bagus banget yaaa. Tp kok diadakannya sekali doang sebulan. Kalau bisa ya ditambah, paling enggak dua bulan sekali," ujar Nur pada wartawa TribunJakarta.com , Minggu (16/12/2018).

Komunitas Musik Sound of Suropati, Bersatu dari Hobi hingga Tolak Tawaran Orang-orang Politik

2 Bus Damri Disiapkan di Bandara Kertajati Menuju Bandung dan Sebaliknya

Meski tinggal di Cilincing, Nur tidak merasa keberatan untuk mengajak ketiga anaknya berkeliling pada HBKB di Danau Sunter.

"Ini sih kayaknya bulan depan minta kesini lagi anak-anak, kalau beneran minta ya ngak apa-apa kesini lagi. Biasanya sih saya ke  Monas," ucapnya sambil tertawa.

Selain itu, Yuli (30) warga Semper memanfaatkan HBKB untuk berdagang.

Yuli tidak pernah ketinggalan kegiatan yang diadakan sebulan sekali itu.

"Saya tiap ada HBKB selalu dagang disini, mulai dari jam 7 sampai jalanan dibuka lagi," kata Yuli.

Dirinya mengatakan, kegiatan tersebut menjadi kesempatan untuknya menggelar lapak kelomangnya.

Setidaknya dari HBKB, Yuli bisa membawa pulang Rp 100 rb, jika sedang ramai.

Dirinya berkeinginan agar kegiatan yang mengumpulkan seluruh masyarakat tersebut dapat terus diadakan dan semakin sering digelar.

"Lumayan sih kalau HBKB, namanya jualan. Kalau lagi banyak ngumpul orang kan disitu saya mangkal, harapannya banyak juga yang beli," kata Yuli.

"Saya sih kalau HBKB ada terus tiap minggu saya manfaatin buat dagang, kalau lagi ngak ada ya saya keliling, kalau bisa ya ditambah HBKB yang kayak gini, jangan sekali," sambungnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved