Tsunami di Banten
Warga Desa Paniis Lihat Buaya Terus Melihat Ke Arah Laut, Satu Setengah Jam Tsunami Datang
Seekor Buaya dari laut yang jarang ditemui oleh warga, seketika terlihat di darat satu setengah jam sebelum Tsunami meratakan bangunan rumah
TRIBUNJAKARTA.COM, BANTEN - Seekor Buaya dari laut yang jarang ditemui oleh warga, seketika terlihat di darat satu setengah jam sebelum Tsunami meratakan bangunan rumah di Desa Paniis, Sumur, Banten, Sabtu (23/12/2018) malam lalu.
Buaya dengan besar tiga meter yang melahap ikan buruannya di Pantai berperilaku aneh.
Beberapa kali Buaya tersebut berdiri dengan kaki belakangnya dan memandang ke lautan.
Menyisakan ekor yang masih menempel di pasir pantai, warga mulai curiga.
Seorang yang melihat kejadian itu, Sukarwani mengaku sempat menaruh curiga, karena tidak biasanya Buaya yang muncul satu bulan dua kali di pantai itu, berdiri tegak memandang laut.
Baca: 2 Jam Terseret Tsunami Banten dan Selamat, Ifan Sventeen: Ini Mukjizat Allah SWT, Saya Masih Hidup
Tidak sekali atau dua kali. Tetapi berkali-kali.
"Dia lagi makan, terus berdiri lagi. Makan lagi, berdiri lagi. Sering lah beberapa kali. Lihatnya ke arah yang sama terus," jelasnya saat berbincang dengan Tribunnews.com di Desa Paniis, Pandeglang, Banten, Selasa (25/12/2018).
Pria yang akrab disapa Kiwong itu, kemudian menjelaskan, tidak lama Buaya berwarna hitam tersebut berperilaku aneh, seorang tetangga mendapat kabar dari Nelayan yang berada di tengah laut.
Memberitahu bahwa ada ombak yang terlalu besar menuju ke daratan.
"Ada namanya Mak Desi. Dia yang beri tahu bahwa ombak tinggi akan ke daratan," tuturnya.
Setengah jam kemudian, warga mendapat kabar kembali, kawasan Ujung Koneng sudah terkena Tsunami, sehingga semua harus bergegas untuk mencari tempat yang lebih aman.
Kiwong kembali mengingat kejadian demi kejadian yang ia alami malam itu, termasuk Buaya Laut yang berdiri beberapa kali. Dirinya segera meminta istri dan anaknya untuk lari ke bukit yang tidak jauh dari pemukiman.
"Saya balik lagi ke pantai. Semua bagan yang ada di laut tiba-tiba lampunya mati. Terus lihat air warna putih sepanjang itu. Pas mulai mendekat, saya langsung lari ke bukit," urainya seraya tangannya menunjuk ke arah lautan.
Beruntung, sebagian besar warga Desa Paniis dapat menyelamatkan diri, namun satu orang nenek menjadi korban tidak selamat. "Satu orang saja yang di sini jadi korban," katanya.
Korban tsunami
Jumlah korban bencana alam tsunami di Selat Sunda terus bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dunia sudah mencapai 429 orang.
Selain mengakibatkan korban meninggal dunia, sebanyak 1.485 orang mengalami luka-luka, 154 orang masih hilang, dan 16.082 orang mengungsi. Data itu baru data sementara yang diterima dan dirilis BNPB pada Selasa 25 Desember 2018, per pukul 13.00 WIB.
"Sampai hari ini update data total 429 orang meninggal dunia, 1.485 luka-luka, 154 orang hilang, 16.082 orang mengungsi," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Kantor Graha BNPB, Selasa (25/12/2018).
• Lagu Kemarin Band Seventeen Didasari Cerita Nyata, Aviwkila Kasih Tribute untuk Para Korban Tsunami
• Beberkan Sikap Janggal Dylan Sahara Sebelum Jadi Korban Tsunami, Sang Asisten: Aneh Sih, Bingung
Dia menjelaskan, jumlah pengungsi yang terdata jumlah naik secara signifikan karena sebelumnya BNPB mencatat hanya sekitar 5.000 orang mengungsi.
Menurut dia, jumlah pengungsi mengalami kenaikan signifikan, karena ada daerah-daerah yang baru terjamah oleh BNPB dan tim gabungan.
Dia menjelaskan, jumlah pengungsi yang terdata jumlah naik secara signifikan karena sebelumnya BNPB mencatat hanya sekitar 5.000 orang mengungsi.
Menurut dia, jumlah pengungsi mengalami kenaikan signifikan, karena ada daerah-daerah yang baru terjamah oleh BNPB dan tim gabungan.
"Jadi kami sampaikan korban mengungsi 5000 lebih karena sekarang daerah yang belum terdata sudah terdata oleh peutugas kami," kata dia.
Dia menambahkan, akibat tsunami tersebut juga mengakibatkan kerusakan secara fisik. Tercatat sudah 882 unit rumah mengalami kerusakan, 73 unit penginapan meliputi hotel dan villa, hingga 1 Dermaga rusak.

Lagu Kemarin Seventeen
Istri Gitaris Seventeen, Herman Seventeen, Juliana Moechtar tampak membagikan video lirik lagu 'Kemarin' Seventeen yang dinilai sesuai dengan kejadian tsunami di Banten.
Unggahan tersebut dibagikan istri Herman Seventeen dalam instagram resmi miliknya, Juliana Moechtar, Senin (24/12/2018).
Juliana Moechtar diketahui sempat menceritakan kisahnya sebelum sang suami tersapu dan menjadi korban meninggal tsunami Banten.
Menurutnya Herman Seventeen sempat mengajaknya sampai empat kali ajakan, tetapi ia tolak karena masih ada syuting sinetron yang harus ia jalankan.

Terlebih dirinya juga memikirkan kondisi kedua putranya yang masih kecil jika harus berpergian jauh.
"Jadwal Seventeen ini setiap minggunya padat, jadi saya bilang tahun baru mau sama-sama, tapi karena tahun baru jadwalnya di Kalimantan, dan perjalananya jauh, dan cuma satu hari, jadi dia memutuskan yang di Tanjung Lesung ini."
"Dia kabarin seminggu yang lalu, 'Hun, tanggal 21, 22 libur nggak?' Dia ngomong gitu. Saya bilang, 'enggak bisa kan lagi syuting,' 'oh'. Tiga hari menuju tanggal segitu tanya lagi, 'hun, pergi nggak ke Tanjung Lesung?',"
"Dia itu pengin banget satu keluarga itu ikut dia, pengin banget, satu hari mau berangkat dia nanya lagi, 'hun yakin nggak ikut?' dia ngomong gitu," ungkap Juliana saat ditemui Grid.ID di komplek DPR-RI, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (23/12/2018).
Setelahnya Uli sapaan akrabnya kembali menolak ajakan Herman Seventeen karena ia harus menuntaskan proses syutingnya itu.

Lantas, setelah kabar kepergian istri Ifan Sevnteen, Dylan Sahara, Juliana Moechtar tampak membagikan video lirik lagu Seventeen yang berjudul 'Kemarin'.
Tak hanya sekedar membagikan, Juliana Moechtar juga melengkapi unggahannya dengan keterangan.
Ia mengatakan bahwa para personel Seventeen adalah pejuang sejati dihati semua orang.
Keterangan tersebut juga dilengkapi dengan menandai instagram para personel Seventeen yang satu di antaranya adalah suami Juliana Moechtar, Herman Seventeen.
"Kalian pejuang sejati dihati semua orang (emoji hati) @seventeenbandid @hermanseventeen @ifanseventeen @baniseventeen @andi_seventeen ...," tulis Juliana Moechtar, Senin (24/12/2018).
Sebelumnya, Juliana Moechtar juga menceritakan bahwa suaminya, Herman Seventeen sempat mengajak anak-anaknya untuk bermain terlebih dahulu sebelum ia berangkat ke Tanjung Lesung.
"Dia satu hari itu sama-sama anak-anak. Ke mall bawa anak-anak, cerita-cerita. Sampe rumah, di kamar cuma cerita aja, dimana anak-anak nanti, sekolahnya," jelasnya.
Lalu pada pagi hari, Herman langsung pergi pamit untuk manggung di acara itu, tetapi sempat mengisi acara terlebih dahulu di kawasan BSD.
"Sampai besoknya pagi, hari Jumat, dia mandi, pamit bawa baju sekalian, karena malam sabtunya dia main di BSD, manggung. Dia pamit enggak akan pulang lagi," tambahnya.
Sederet Musikus Akui Kekuatan Magis Lagu Seventeen 'Kemarin'
Tsunami yang terjadi di selat sunda menewaskan 373 warga negara Indonesia.
Sebagian besar korban adalah para wisatawan yang sedang menikmati momen liburan di area pantai.
Beberapa personel band Seventeen juga menjadi korban tsunami Banten, diantaranya Herman selaku gitarist, Bani selaku bassist, Andi selaku drummer, Oki selaku roadmanager, dan Ujang.
Ifan berhasil selamat dalam insiden tersebut.
Sayangnya, Ifan harus menerima kenyataan pahit karena ditinggal teman seperjuangan serta sang istri tercinta, Dylan Sahara.
Kesedihan Ifan yang kehilangan orang-orang tersayangnya sekaligus mampu mencabik hati siapa pun yang melihatnya.
• Antar Jenazah Dylan Sahara, Ifan Seventeen: Tunggu Aku Ya, InsyaAllah Kita Ketemu di Surga
• Perjuangan Ifan Seventeen Ingin Pulang Bareng Istri Hingga Harapannya Terwujud: Kita Semobil Lagi
Seolah masyarakat juga ikut merasakan kepedihan hati Ifan dan berharap Ifan bisa kuat menghadapi semua musibah ini.
Para warganet kemudian teringat akan lagu Seventeen yang berjudul 'Kemarin'.
Sebab, lagu yang rilis di tahun 2016 tersebut seolah menjadi kenyataan.
Bahkan, para musisi papan atas Tanah Air mengakui adanya kekuatan magis pada lagu tersebut.
Lagu band Seventeen yang berjudul 'Kemarin' diciptakan oleh sang gitaris yang kini telah tiada, Herman Sikumbang.
Lagu itu menceritakan tentang kepedihan seseorang yang ditinggal pergi orang yang disayang untuk selamanya.
Berikut penggalan lirik lagu 'Kemarin':
"Kemarin engkau Masih ada disini
Bersamaku Menikmati rasa ini
Berharap semua Takkan pernah berakhir
Bersamamu Bersamamu
Kemarin Dunia terlihat sangat indah
Dan denganmu Merasakan ini semua
Melewati hitam Putih hidup ini
Bersamamu Bersamamu
• Drama Kriss Hatta, Hilda, Billy Syahputra dan Adanya Pelet Tempe, Mbak You: Sebentar Lagi Terbongkar
• Liburan ke Swiss Nia Ramadhani Pergoki Keluarga Ardi Bakrie Menyusui di Tengah Salju: Aduh Ancur
Kini Sendiri disini
Mencarimu Tak tahu dimana
Semoga tenang Kau disana
Selamanya
Aku Slalu mengingatmu
Doakan mu Setiap malamku
Semoga tenang Kau disana
Selamanya."
Anji selaku musisi kemudian mengunggah video lirik lagu 'Kemarin' dan mengungkapkan perasaan merinding setelah mendengarnya.
Pelantun lagu 'Diaaaaaaaaaaaaaa' ini juga ungkap fakta mencengangkan mengenai tanggal rilis lagu 'Kemarin'. Ternyata, lagu tersebut dirilis Seventeen pada 21 Desember 2016, dimana hampir tepat dua tahun sebelum tsunami terjadi.
Tanggal rilisnya, 21 Desember 2016. Tepat 2 tahun sebelum kejadian besar kemarin. Siapa sangka lagunya jadi sangat relevan dengan keadaan @ifanseventeen saat ini.
Kuat ya, Bro @ifanseventeen . Teman-teman lo banyak yang siap menghibur bila lo membutuhkan. Just tell us," tulis Anji.
Unggahan Anji tersebut kemudian diunggah ulang oleh vokalis band Armada, Rizal.
Melalui unggahannya Rizal menuliskan ungkapan doa untuk keluarga Seventeen.
Selaku musisi sekaligus sahabat Ifan Seventeen, Ifan Govinda juga mengunggah video dirinya menyanyikan lagu 'Kemarin'.
Ifan Govinda mengungkapkan lagu tersebut dirilis tepat dua tahun sebelum kejadian. Lagu tersebut sangat menggambarkan perasaan mereka saat ini.
"K E M A R I N , lagu ini tepat di release 2 tahun lalu oleh sahabat sahabat @seventeenid , dan hari ini lagu ini sangat menggambarkan bagaimana perasaan kami yang kehilangan saudara saudara kami, sahabat sahabat kami yang kami sayangi.
Ya Allah sang maha penyayang, terima lah sahabat sahabat kami di sisiMU, ampunkan segala dosa mereka, terima amal ibadah mereka yang lebih dulu menghampiriMU, dan masukan mereka ke dalam Surga terbaikMU.
Saya dan banyak sahabat yang lain sanggup bersaksi bahwa, mereka adalah hamba hamba MU yang baik, lembut hati nya, ramah tingkah laku nya.
Teruntuk sahabat sahabat ku, @hermanseventeen , @baniseventeen @andi_seventeen , @oki_wijaya , @rukmanarustam , dan @dylan_sahara , Selamat berpisah..
InshaAllah, Allah karuniakan ketenangan, Allah lapangkan kubur masing masing.
Kami semua merindukan kalian..
Layaknya lirik penghujung lagu ini, yang menjadi doa untuk kalian yang terlebih dulu menghampiri Sang Maha Penyayang... Semoga Tenang Kau Disana.. InshaAllah di JannahNya.." tulis Ifan Govinda.