Banyak Saingan hingga Kurangi Stok, Omset Pedagang Arang Turun Tahun Ini
"Saya jualan sudah dua hari, kemarin cuma laku 2 bungkus, ini belum ada 10 bungkus yang laku," kata Camen.
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Afriyani Garnis
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Menjamurnya pedagang arang dan batok kelapa di Pasar Warakas dinilai membuat omzet pedagang menurun dari tahun lalu.
Hal ini di ungkapkan Camen (39) seorang pedagang arang dan batok kelapa musiman.
Hingga siang ini, sekiranya lebih dari 100 bungkus batok yang dijualnya belum ada sepertiganya yang terjual.
Menurutnya, padagang arang dan batok yang bertambah setiap tahunnya membuat pedagang bersaing sangat ketat.
"Saya jualan sudah dua hari, kemarin cuma laku 2 bungkus, ini belum ada 10 bungkus yang laku," kata Camen pada wartawan TribunJakarta.com, Senin (31/12/2018).
"Ini sudah tahun kelima, makin kesini kan makin banyak yang jualan, jadi saingan makin banyak juga, itu pengaruh juga, kalau dulu kan yang jualan masih sedikit," katanya.
Lain dengan Camen, Ana (22) Justru sengaja mengurangi stok batok kelapanya karena menilai malam pergantian tahun tidak seramai dahulu.
• Pedagang Arang dan Batok Kelapa Dadakan Ramai di Pasar Warkas Jelang Malam Tahun Baru
Menurutnya, kini masyarakat sudah lebih memilih mengisi malam pergantian tahun dengan hal-hal yang lebih positif seperti berkumpul pada kegiatan keagamaan, pengajian, majelis dan sejenisnya.
"Kalau menurun sih iya, karena kan orang sekarang juga lebih milih ke pengajian dari pada bakar-bakar kan, ini stok juga sengaja dikurangi," kata Ana.
Jika sebelumnya Ana hisa menjual 20 hingga 30 karung batok kelapa, tahun ini diperkirakan hanya 10 hingga 15 karung saja.
"Saya juga ngak nunggu sampai habis batoknya, jam lima sore nanti habis ngak habis tutup soalnya mau pengajian juga," katanya.