Sederet Fakta Kekasih Meninggal Sampai Mati di Kamar Hotel: Ada Luka Tembak dan Kepala Hancur
Cinta sehidup semati tak sekadar jargon, begini cerita Hasyim Prasetya (33) dan Devi Setiani (25) yang memilih mengkahiri hidup berdekatan.
Penulis: Yogi Gustaman | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM, MEDAN - Cinta sehidup semati tak sekadar jargon, begini cerita Hasyim Prasetya (33) dan Devi Setiani (25) yang memilih mengakhiri hidup berdekatan.
Jasad keduanya ditemukan di salah satu kamar Hotel Central di Kota Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Senin (7/1/2019).
Petugas hotel curiga keduanya tak kunjung keluar kamar.
Sampai pukul 12.00 WIB, tak ada tanda-tanda mereka akan check out.
Takut terjadi apa-apa, petugas hotel lantas mendobrak pintu kamar dan menemukan jasad mereka bersimbah darah.
Segera petugas hotel melaporkan dua tamu hotel meninggal ke Polres Asahan.
Berikut sederet fakta tentang temuan jenazah sepasang kekasih tanpa busana di kamar hotel dan luka tembak di tubuh mereka.
Masuk Minggu Tewas Senin
Kapolres Asahan AKBP Faisal Napitupulu membenarkan pria dan wanita di dalam kamar hotel sudah meninggal.
"Kedua korban ditemukan dalam keadaan tewas di Hotel Central di Jalan Sei Gambus, Kecamatan Kota Kisaran Barat," kata Faisal dilansir Tribun Medan, Senin (7/1/2019).
Hasil penyelidikan, polisi mengetahui korban perempuan atas nama Devi Setiani sementara Hasyim Prasetya adalah warga Bunut Barat, Pulau Bandring.
"Mereka masuk Hotel Central kamar C 12 Minggu (6/1/2019) sekitar pukul 10.26 WIB dan ditemukan tewas pada Senin (7/1/2019) sekitar pukul 12.00 WIB," ungkap Faisal.
Faisal tak merinci luka tembak di kedua tubuh korban. Senjata api yang ditemukan di lokasi merupakan rakitan.
Polres Asahan menunggu hasil Laboratorium Forensik Polda Sumut.
Sedikit sekali informasi yang bisa dikorek.
Labfor Polda Sumut turun tangan
Faisal mengaku sedang menunggu proses penyidikan Polda Sumut agar informasinya tidak simpang siur.
"Kita tidak ingin asal menyebutkan. Takutnya salah, makanya bagus menunggu hasil Labfor biar selaras dengan hasil penyidikan kami," ujar Faisal.
Untuk motif pembunuhan, Faisal mengaku belum bisa memastikan karena masih dalam penyelidikan.
Terkait status pasangan yang tewas di dalam hotel apakah suami istri atau pacaran, Faisal tidak mau asal menerka.
"Apakah mereka pasangan suami istri atau pacaran, kita belum mengetahui. Pokoknya kalau nanti sudah selesai olah TKP, kita rilis kasus ini," jelas Faisal.
Sepasang kekasih
Muncul dugaan Hasyim dan Dewi bunuh diri mengingat pintu kamar dikunci dari dalam.
Berdasarkan data yang dihimpun Tribun Medan, kunci kamar dikantongi oleh korban.
Sumber Tribun Medan menyebut keduanya sepasang kekasih yang telah berpacaran cukup lama.
Namun cinta Hasyim dan Devi tidak mendapat restu dari orangtua perempuan.
Hingga Devi terpaksa bertunangan dengan pria lain yang tak dicintainya.
"Informasi yang didapat mereka ini pacaran lama. Si cewek tunangan sama orang lain. Tapi cewek ini masih suka sama si laki-laki itu," kata sumber tersebut.
Hasyim buktikan cintanya
Terungkap, Hasyim membuat pengakuan sebelum ditemukan tewas dengan Devi di kamar hotel.
Dalam status Facebooknya, Hasyim menuliskan dirinya sungguh-sungguh mencintai Devi sampai mati.
Curahan hatinya itu sekaligus ingin membuktikan cintanya kepada Devi.
"Ketika semua mengetahui apa yang terjadi mungkin kalian menganggap aku adalah orang paling bodoh dan tolol yang pernah anda kenal," tulis Hasyim.
"Aku tahu dunia tak selebar daun kelor. Yang aku lakukan ini adalah pembuktian suatu perjuangan mempertahankan dan kesungguhan," tambah dia.
Kepala korban hancur
Jenazah Hasyim dan Devi dibawa ke Rumah Sakit Djasamen Saragih, Pematan Siantar pada Senin (7/1/2019) malam.
Petugas Rumah Sakit Djasamen Saragih melakukan uji forensik terhadap dua mayat ini kurang lebih lima jam.
Dokter Forensik Reinhard Hutahaean mengungkapkan jenazah korban masih ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut.
Menurut dia dua kepala sepasang kekasih itu hancur.
"Perempuan di sisi kepala sebelah kiri. Laki-laki di kepala bagian depan. Semua hancur," ujar dia ditemui di RS Djasamen Saragih, Selasa (8/1/2019).
Berdasar lukanya, jarak tembak dari senjata api ke kepala kurang lebih 50 sampai 70 sentimeter.
Sementara, untuk jarak dekat di bawah 50 sentimeter.
Keduanya diduga bunuh diri di bawah 24 jam sampai dibawa ke rumah sakit.
Ia tak menjelaskan apakah keduanya sempat bercinta sebelum meninggal.
"Apakah ada tanda-tanda persetubuhan, saya tak bisa jawab. Dia ada lendir di situ. Kemaluan agak basah," beber dia.
Dikatakan Reinhard kelembaban bisa karena sperma atau karena keputihan, sejauh ini masih didalami tim medis.
"Secara penglihatan mata dalam keraguan dia tidak hamil. Namun, ada lendir itu ditemukan dalam rahim, warna putih," tambah dia. (Tribun Medan)