Pilpres 2019

Beberkan '4 Gol Bunuh Diri' Prabowo-Sandi Saat Debat, Adian Napitupulu: Jokowi-Maruf Dapat Skor 10-0

Adian Napitupulu membeberkan 'gol bunuh diri' yang dilakukan Prabowo-Sandiaga di Debat Perdana Pilpres 2019, pada Kamis (17/1/2019).

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Muhammad Zulfikar
Kompas.com/Garry Lotulung
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, menyampaikan visi misi di debat pertama Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). Debat tersebut mengangkat tema Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Juru Bicara Tim Kemenangan Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin Adian Napitupulu membeberkan 'gol bunuh diri' yang dilakukan Prabowo-Sandiaga di Debat Perdana Pilpres 2019, pada Kamis (17/1/2019).

Hal tersebut disampaikan Adian Napitupulu saat menjadi narasumber di TvOne, Kamis (17/1/2019) malam.

Awalnya Adian Napitupulu mengatakan Jokowi-Maruf menang 10-0 melawan Prabowo-Sandiaga.

Pasalnya menurut Adian Napitupulu pernyataan Jokowi-Maruf di enam segmen debat memukul telak Prabowo-Sandi.

Penampilan Jokowi Sampaikan Visi Misi Dipuji, Ferdinand: Tak Ada yang Tahu Kejadian di Balik Kamera

Sebut Prabowo-Sandi Tidak akan Mundur dari Pilpres, Ferdinand Hutahaean: Tapi Memboikot Pemilu

Hal itu diperparah dengan Prabowo-Sandiaga yang melakukan gol bunuh diri sebanyak empat kali.

Mendengar pernyataan Adian Napitupulu tersebut, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean yang juga hadir, terlihat memegangi kepalanya.

Adian Napitupulu kemudian membeberkan pernyataannya secara detail mengenai empat 'tendangan bunuh diri' pihak Prabowo yang dimaksudkannya itu.

Kerap Berada Satu Panggung dengan Adian Napitupulu, Faldo Maldini Ceritakan Pengalamannya

Debat Pertama Pilpres 2019, Pengamat Politik Soroti Manajemen Komunikasi Privasi Antar Kedua Paslon

Adian Napitupulu Geram Hingga Tunjuk-tunjuk Jubir Prabowo-Sandi Saat Soal Usia Disinggung di Debat

TONTON JUGA

"Misalnya, ketika Prabowo mengatakan luas Jawa Tengah lebih luas dari Malaysia," ujarnya.

Adian Napitupulu menerangkan bahwa pernyataan Prabowo itu salah.

"Ini data yang tidak benar, karena luas Malaysia itu 10 kali lipat luas Jawa Tengah. Sehingga, membandingkan itu dalam sebuah debat terbuka menunjukkan bahwa dia tidak memahami persoalan yang disampaikannya sendiri," papar Adian Napitupulu.

"Bagaimana memahami persoalan rakyat kalau apa yang dia pikirkan itu tidak mampu dipikirkannya dengan baik?," imbuh Adian Napitupulu.

Kubu Jokowi Singgung Fakta dan Rekayasa yang Terjadi di Debat Capres-Cawapres 2019

Amien Rais Beberkan Sejumlah Blunder Jokowi di Debat Perdana Pilpres 2019

Adian Napitupulu  lantas memberikan pemaparan soal 'gol bunuh diri' Prabowo-Sandi lainnya.

Dirinya mempertanyakan Prabowo yang menyebutkan soal korupsi itu tidak seberapa.

"Itu menunjukkan keberpihakan. Saya pikir itu gol bunuh diri," jelasnya.

Terlihat Namun kali ini, Ferdinand Hutahaean tersebut memegangi bagian keningnya itu sambil menuliskan catatan. (*)

Ferdinand Hutahaean terus pegangi kepala saat Adian Napitupulu sebut Prabowo-Sandi lakukan empat 'gol bunuh duru' dalam debat Pilpres 2019.

Ia lantas membahas soal Prabowo yang mengungkit seorang kepala desa yang ditangkap pihak berwajib.

"Hal yang lain misalnya ketika dia mengambil contoh terkait tentang kepala desa. Kepala desa itu ditangkap karena ada uang yang mengalir saat pengumpulan massa untuk menyambut Sandiaga di tempat itu. Artinya, itu juga contoh yang salah untuk dijadikan contoh terkait penegakan hukum yang adil," tegas Adian Napitupulu.

"Enam tendangan masuk, empat gol bunuh diri," pungkas Adian Napitupulu.

Jusuf Kalla Nilai Tim Prabowo-Sandi Kurang Persiapan di Debat Perdana Pilpres 2019 

Wakil Presiden sekaligus Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Jusuf Kalla, mengatakan, kubu nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno kurang melakukan persiapan.

Sebab, ia menilai ada beberapa jawaban dari Prabowo yang kontradiktif, seperti ingin membantu pengusaha kecil namun menaikan pajak.

"Tapi karena tidak disiapin justru banyak hal bertentangan. Beliau (Prabowo Subianto) di lain pihak ingin membantu pengusaha kecil tapi menaikan pajak contohnya itu kan agak kontradiktif, terutama juga ada beberapa hal juga," kata JK usai nonton bareng debat di kediaman dinasnya di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis malam (17/1/2019).

Selain itu, politisi senior Partai Golkar ini pun menyinggung pribadi Prabowo yang cenderung lebih emosional dalam menjawab pertanyaan.

"Ya itu memang karakter Pak Prabowo cepat tanggap cepat kan, jadi memang karakter begitu cepat terpancing bikin naik tensinya," tutur dia.

Secara keseluruhan JK menilai, penampilan pasangan nomor urut 01 itu lebih siap dibanding pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

"Lebih siap(Jokowi-Ma'ruf) beda dengan Pak Prabowo itu artinya situ baru memikirkan pertanyaan. Dan ini pengalaman harus lebih apalagi sudah ada kisi-kisinya sbenarnya jadi itu lebih mudah persiapan," terang dia.

Ia pun mewajarkan kemampuan berbicara Ma'ruf Amin yang cenderung sedikit.

"Kan berbicara juga tadi (Ma'ruf Amin), walaupun ya wakil selalu begitu, maklum nomor 1 (presiden) lebih banyak dari nomor 2 ( wakilnya)," tutur dia.

Dalam debat yang mengusung tema hukum, HAM, terorisme, dan korupsi, JK memutuskan tak hadir langsung ke lokasi debat di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.

Ia lebih memilih menonton bersama dengan sejumlah anggota keluarga, staf, kerabat, serta awak media.

Pertanyaan Korupsi

Dalam sesi kedua Debat Pilpres 2019, kedua capres cawapres mendapat pertanyaan bertemakan korupsi.

Dalam Debat Pilpres 2019, Capres cawapres Jokowi-Maruf Amin mendapatkan pertanyaan soal perilaku korupsi para pejabat yang ditenggarai akibat tingginya biaya yang dikeluarkan.

Pertanyaan tersebut dilontarkan moderator, Imam Priyono untuk Jokowi dan Maruf Amin.

"untuk menduduki jabatan publik sering kali dibutuhkan biaya yang sangat tinggi, sehingga setelah menduduki jabatan, perilaku korupsi kerap tak terhindarkan. Apa strategi anda untuk mengatasi politik berbiaya tinggi ini," tanya Imam Priyono kepada Pasangan capres cawapres Jokowi dan Maruf Amin.

Jokowi menjawab, yang menjadi kunci agar terhindarnya perilaku korupsi adalah dalam proses rekrutmen harus berbasi kepada kompetensi, bukan finansial dan nepotisme.

"Oleh karena itu, pejabat-pejabat birokrasi, rekrutmen harus dilakukan transparan, sederhana dan dengan standar-standar yang jelas. Dan untuk jabatan politik perlu sebuah penyederhanaan di dalam sistem kepartaian," ucap Jokowi dalam Debat Pilpres 2019.

Sehingga, kata Jokowi, biaya pemilu menjadi murah, para pejabat-pejabat tak terbenani dengna biaya pemilu sehingga diharapkan bisa memangkas politik uang, suap dan korupsi.

Dengan cara itu, diharapkan rakyat Indonesia bisa mendapatkan pejabat-pejabat publik yang memiliki integritas, kapasitas yang baik,

Jokowi mencontohkan, seperti halnya proses rekrutmen CPNS yang telah dilakukan pemerintah tahun 2018 lalu, dimana semua proses rekrutmen diklaim telah dilakukan secara transparan.

"Contoh rekrutmen ASN kita, dilakukan secara terbuka,semuanya bisa kita cek. Anak saya tidak bisa diterima di situ karena memang tidak lulus," ucapnya.

Jelang Debat Pilpres 2019, Jokowi dan Prabowo Subianto jalang berdampingan
Jelang Debat Pilpres 2019, Jokowi dan Prabowo Subianto jalang berdampingan (Repro Kompas TV)

Mendapat kesempatan untuk memberikan tanggapan, Prabowo Subianto berpendapat perlu ada langkah-langkah yang lebih konkret, praktis dan segera.

Ia mencontohkan, gaji gubernur yang hanya Rp 8 juta merupakan hal yang tak realistis.

"Saya kira kalau benar-benar niat harus melakukan terobosan. Lalukita potong kebutuhan-kebutuhan kampanye, sebagai contoh televisi, televisi itu milik rakyat, jadi kita tak perlu bayar mahal untuk (kampanye di televisi," ucapnya.

Mendapat tanggapan dari Prabowo Subianto, Jokowi kembali menegaskan kalau rekrutmen berbasis kompetensi dan bukan finansial adalah kunci utama.

"Contohnya saya, saat saya pemilihan Wali Kota (Solo), saya menggunakan anggaran sangat kecil. Saat pemilihan Gubernur (DKI Jakarta) saya tak mengeluarkan biaya. Pak Prabowo pun tahu mengenai itu. Tetapi memang ini sekali lagi memerlukan sebuah proses yang panjang, artinya pergerakan politik bisa dimulai dari relawan, keinginan publik untuk mendepatkan pemimpin publik tanpa mengedepankan finansial," ucap Jokowi disambut riuh pendukungnya.

Prabowo Tuding Jokowi Menuduh 

Debat Pilpres 2019 malam ini ternyata berlangsung cukup seru dan menarik malam ini, Kamis (17/1/2019).

Salah satunya, ketika moderator Ira Koesno memberikan pertanyaan kepada pasangan capres cawapres nomur urut 01, Jokowi yang betemakan hukum.

Pertanyaan tersebut yakni di masyarakat kerap dipertentangkan antar ketegasan penegakan hukum dengan isu HAM. Dalam konteks seperti apa ketegasan penegakkan hukum harus ditegakkan dan dalam konteks apa HAM yang harus mendapat perhatian.

Jokowi pun menjawab kalau seharusnya jangan dipertentangkan antara HAM dengan penindakan hukum.

Menurutnya, penindakan hukum yang sesuai prosedut bukan lah pelanggaran HAM.

"Misal penahanan terhadap tersangka memang tentu merampas kemerdekaan seseorang, tapi penegakan hukum melindungi masyarakat. Misal tersangka kroupsi ditahan itu bukan pelanggaran HAM. Itu adalah prosedur hukum yang harus ditegakkan, dan kita ingin aparat kita bahwa itu dilakukan agar misalnya tersangka tak menghilangkan barang bukti, yang kedua tersangka tak melarikan diri dan jika ada pelanggaran hukum yang melanggar prosuder, silahkan ada mekanisme yang bisa ditempuh," ujarnya.

Cawapres Maruf Amin pun tak menambahkan jawaban Jokowi dan mendukung semua pernyataan Jokowi.

Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto pun mendapat kesempatan untuk menanggapi jawaban Jokowi.

Dalam tanggapannya, Prabowo Subianto mempertanyakan kepada Jokowi soal masih ada perasaan di masyarakat yang menganggap bahwa penegakan hukum oleh aparat kadang berat sebelah.

Calon Presiden RI nomor urut 02, Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati
Calon Presiden RI nomor urut 02, Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati (repro Kompas TV)

Ia pun mencontohkan kasus soal ada kepala desa di Jawa Timur yang dipenjara karena mendukung Prabowo-Sandi.

"Sebagai contoh kalau ada kepala daerah yang mendukung paslon 1 itu gakpapa, tapi ada kepala desa di jatim yang menyatakan dukungan kepada kami itu sekarang ditahan. Saya kira ini ada perlakuan tidak adil, dan menurut saya pelanggaram HAM, karena menyatakan pendapat dijamin UUD, siapa pun boleh menyatakan pendapat mendukung siapa pun," ucapnya.

Mendengar tanggapan Prabowo Subianto, Jokowi pun lantas langsung memberikan sanggahannya.

Jokowi pun meminta kepada Prabowo untuk tidak menuduhnya.

 

"Ya jangan menuduh seperti itu Pak Prabowo, karena kita ini adalah negara hukum, ada prosedur hukum, ada mekanisme hukum yang bisa kita lakukan. Kalau ada bukti sampaikan aja ke aparat hukum, jangan ini grasak-grusuk menyampaikan sesuatu," ucap Jokowi.

Malahan, Jokowi pun menyinggung soal kasus Ratna Sarumpaet yang ketahun berbohong setelah mengaku telah dianiaya.

"Misal jurkam Pak Prabowo katanya dianiaya, mukanya babak belur kemudian konpres bersam-sama, akhirnya yang terjadi ternyata operasi plastik. Kalau ada bukti silahkan lewat mekanisme hukum, buktikan lewat bukti yang ada, kenapa harus menuduh seperti itu," ucapnya.

Persiapan Jelang Debat 

Detik-detik jelang debat Pilpres 2019, kedua capres cawapres telah melakukan persiapan dengan baik.

Seperti yang dilakukan oleh pasangan capres cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Dalam tayangan live streaming di Kompas TV, Prabowo-Sandi mengaku telah melakukan beberapa persiapan jelang debat Pilpres 2019.

Saat diwawancara, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno telah mengumpulkan beberapa informasi dari beberapa pakar yang terbaru.

Selain itu, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno juga telah meminta doa restu dari pemuka agama dan orang-orang terdekat.

"Tadi minta doa dengan orang yang lebih tua, dengna kyai, ulama dan tadi juga ktia sembayang bersama," Prabowo Subianto.

Sementara untuk Sandiaga Uno mengaku telah meminta lebih doa kepada orangtua serta istri.

"Tadi juga minta didoakan, minta restu bapak ibu. Shalat magrib bersama dan didoakan alim ulama juga, dan oleh tokoh-tokoh. Mudah-mudahan bisa melancarkan di acara malam ini," Ungkap Sandiaga Uno.

Calon Presiden RI nomor urut 02, Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati
Calon Presiden RI nomor urut 02, Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati (repro Kompas TV)

Prabowo Subianto mengatakan, dalam debat capres cawapres Pilpres 2019 ini ingin berlangsung dalam suasana yang terbuka, transparan dan jujur namun tetap kekeluargaan.

"Kita bersahabat, kita sama-sama dalam keluarga besar nusantara, keluarga besar Indonesia . Kita ingin demokrasi yang ramah dan sejuk," tuturnya.

Sandiaga Uno juga menyampaikan hal yang senada.

Ia ingin debat Pilpres 2019 berlangsung sejuk dan hikmad.

"Kita ingin demokrasi sejuk dan politik santun. Pasti ada perbedaan cara pandang, di sini kita tempatnya menunjukkan diferensiasi dari koalisi Adil Makmur dan dari Jokowi-Maruf AMin, tatpi ini tetap dalam bingkai ukhwuwah Islamiyah," ujarnya.

Usai diwawancara, Prabowo-Sandi langsung menuju sebuah ruangan.

Di sana sudah ada Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati serta Ketua DPP PDIP Bidang Politik non-aktif, Puan Maharani.

Selain itu ada juga Ketua Umum PPP, Romahurmuziy.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo Subianto bersalaman bersama Megawati dan Puan Maharani serta Romahurmuziy.

Suasana hangat tergambar saat pertemuan mereka jelan debat Pilpres 2019.

Selain itu, mereka juga menyempatkan diri untuk berfoto selfie.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved