Kepala Dinas Kesehatan DKI Jelaskan Tiga Wilayah di Jakarta yang Masuk Lokasi Rawan DBD
Widyastuti menjabarkan, ada tiga lokasi di wilayah Ibu kota yang menjadi titik paling diwaspadai terjangkit DBD.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan, menyampaikan bahwa Ibu kota rentan terserang penyakit DBD di musim penghujan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti, salah satu faktor utama yang menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengeu (DBD) muncul, juga dipengaruhi oleh faktor cuaca.
"DBD itu kan faktor utamanya bisa dipengaruhi perilaku cuaca. Jadi Januari-Maret itu adalah prediksi gambaran 3 bulan ke depan hasil pemodelan antara data yang kita punya 3 tahun terakhir dengan iklim yang dipunya BMKG. Artinya kalau prediksi kita harus waspada supaya ancang-ancang untuk antisipasi," kata Widyastuti, saat dikonfirmasi, Senin (21/1/2019).
Widyastuti menjabarkan, ada tiga lokasi di wilayah Ibu kota yang menjadi titik paling diwaspadai terjangkit DBD.
Lokasi tersebut adalah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.
Tiga wilayah tersebut memiliki prediksi berdasarkan tingginya probabilitas kesesuaian kelembaban udara pada 5 (lima) wilayah DKI Jakarta pada Januari 2019.
Dengan rincian pada bulan Januari 2019,
Jakarta Barat dan Jakarta Timur mencapai angka 77 persen, Jakarta Selatan 76 persen.
Lebih tinggi dibandingkan dengan Jakarta Pusat 74 persen, dan Jakarta Utara yang hanya 73 persen.
"Semua tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk dan genangan air, atau di dalam rumah ada dispenser yang suka ada air tumpah, belakang kulkas, pot bunga itu kan suka ada piringan. Jadi jangan sampai ada tempat perindukkan nyamuk, karena nyamuk senangnya menetap di tempat air bersih," kata Widyastuti.
DBD merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue yang menginfeksi bagian tubuh dan sistem peredaran darah manusia, serta ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepti atau Albopictus Betina yang terinfeksi.
Gejala DBD sendiri, biasanya diawali dengan demam, nyeri otot dan sendi, terdapat bintik atau ruam merah di kulit disertai mual dan nyeri ulu hati. Pada kasus yang parah, dapat terjadi pendarahan dan syok yang bisa membahayakan.
• Abu Bakar Baasyir Dibebaskan Jokowi, Jerinx SID Kecewa: Sekalian Bebasin Habib Bahar bin Smith
Berdasarkan sistem surveilans berbasis web milik Dinkes Provinsi DKI Jakarta, terdapat 111 kasus DBD yang sudah terjadi selama bulan Januari 2019 ini.
Namun, dari seluruh kasus tersebut, tidak terdapat adanya penyakit DBD yang menyebabkan kematian.