Rumah Sakit Penuh, Pemkot Depok Data Penderita DBD
Wali Kota Depok M. Idris Abdul Shomad meminta Dinas Kesehatan Depok untuk mendata berapa jumlah penderita DBD yang dirawat di seluruh RS.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIMANGGIS - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau seluruh masyarakat agar mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti di awal tahun 2019.
Menanggapi imbauan tersebut, Wali Kota Depok M. Idris Abdul Shomad mengatakan telah meminta Dinas Kesehatan Depok untuk mendata berapa jumlah penderita DBD yang dirawat di seluruh Rumah Sakit.
"Sedang pendataan, kalau informasi masyarakat memang Rumah Sakit negeri dan swasta memang sudah penuh. Bahkan di Bogor, Bekasi juga begitu. Saya ingin pendataan ini," kata Idris di Cimanggis, Depok, Senin (21/1/2019).
Pendataan jumlah penderita DBD guna memastikan apa Depok bakal dinyatakan darurat DBD atau Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Kemenkes seperti Kabupaten Kapuas dan Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara.
Setelah pendataan yang pada pekan depan diharapkan beres, Idris mengatakan Pemkot Depok baru dapat menetapkan langkah konkrit mencegah DBD.
"Saya ingin data untuk tahu apa memang sudah KLB atau tidak. Itu pertama, yang kedua penanganannya seperti apa. Jadi sekarang dalam pendataan dulu," ujarnya.
Perihal jumlah penderita dan korban jiwa DBD di Depok selama tahun 2018, Idris tak menjawab gamblang saat ditanya wartawan.
Menurutnya, informasi bahwa RS Swasta dan Negeri di Depok yang sekarang tak bisa menampung penderita DBD tak berarti Depok sudah darurat DBD.
• Wali Kota Jakarta Barat Optimalkan Pemberantasan Sarang Nyamuk Serentak Tekan Kasus DBD
• Waspada DBD Hingga Penyakit Akibat Kencing Tikus saat Musim Hujan
Idris menyebabkan ada kemungkinan banyak warga yang terjangkit penyakit lain dan harus dirawat inap sehingga RS tak memiliki ruang menampung penderita DBD.
"Yang penting kita lihat RS-nya dulu. Apa memang di rumah sakitnya banyak penyakit lain sehingga DBD tak kebagian tempat. Atau memang penyakit DBD. Itu yang saya ingin data," tuturnya.