75 Warga Kota Bekasi Positif DBD, Wali Kota Desak Dinas Kesehatan Tingkatkan Pencegahan

Rahmat Effendi mendesak Dinas Kesehatan untuk meningkatkan langkah pencegahan wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD) di wilayah setempat.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat menghadiri Deklarasi Anti Hoax dan Radikalisme di Gedung Kesenian Rawalumbu, Selasa, (29/1/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, RAWALUMBU - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mendesak Dinas Kesehatan untuk meningkatkan langkah pencegahan wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD) di wilayah setempat.

Hal itu terkait meningkatnya jumlah pasien penderita DBD di sejumlah rumah sakit periode Januari 2019 yang mencapai 75 orang.

"Ya Dinkes itu promotif prefentifnya di puskesmas, nah rumah sakit umum itu harus sedia, apalagi rumah sakut umum kita sudah luar biasa sekarang," kata Rahmat saat dijumpai di Gedung Kesenian, Rawalumbu, Bekasi, Selasa, (29/1/2019).

Dinas Kesehatan juga menurut wali kota seharusnya bisa melakukan antispasi sejak dini. Sebab, wabah DBD merupakan siklus tahunan yang kerap terjadi ketika memasuki musim hujan.

"Ya inikan sebenernya penyakit siklus, kita harusnya sudah bisa lakukan antisipasi prepentif dan kuratifnya, nah pada saat musim hujan kita harus sudah bisa antisipasi apa-apa yang menjadi kendala siklus tentunya DBD itu, antisipasi itu harusnya sudah jadi tradisi," kata Rahmat.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Bekasi baru saja merilis data pasien positif terjangkit Deman Berdarah Dengue (DBD) periode Januari 2019 sebanyak 75 orang. Data tersebut merupakan hasil validasi dan diagnosa yang dilakukan seluruh rumah sakit yang ada di wilayah setempat.

"Dari data yang sudah tervalidasi di seluruh rumah sakit dan layanan kesehatan ada 75 pasien yang telah terdiagnosa menderita DBD periode Januari 2019 ini," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezi Syukrawati, Senin, (28/1/2019).

Dezi menambahkan, terkait sebelumnya infomasi yang beredara bahwa di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi terdapat 88 pasien DBD, data itu merupakan jumlah keselurhan termasuk yang bukan posotif DBD.

"Jadi yang di RSUD itu sebelumnya ada 88 pasien belum semua terdiagnosa DBD, setelah hasil diagnosa yang postif ada 31 saja di RSUD, sedangkan kalau jumlah secara keseluruhan di Kota Bekasi ada 75 orang," jelas dia.

Jumlah tersebut menurut Dezi meningkat jika dibandingkan periode Januari 2018 lalu. Dimana jumlah pasien DBD saat itu tercatat 49 kasus.

Untuk itu, Dinas Kesehatan meminta kepada seluruh rumah sakit baik rumah sakit pemerintah dan swasta serta layanan rumah sakit lainnya melaporkan temuan kasus pasien DBD.

Rute TransJakarta Koridor 13 akan Diperpanjang Hingga Graha Raya dan Poris Plawad

"Kita terus melakukan komunikasi 24 jam agar seluruh rumah sakit dan layanan kesehatan segera melapor, tujuannya agar kita Dinkes cepat mengambil tindakan pencegahan di wilayah," ungkap Dezi.

Adapun faktor penyebab meningkatnya kasus DBD kata Dezi akibat perubahan cuaca. Ditambah, lingkungan pemukiman warga yang dinilai tidak bersih membuat pertumbuhan nyamuk aedes aegypti berkembang.

Dinkes juga sudah melakukan kordinasi ke pemangku kepala wilayah dalam hal ini Lurah dan Camat untuk meningkatkan kegiatan kerja bakti. Tujuannya agar pemukiman warga tetap bersih dan menghilangkan genangan yang dapat menjadi sarang jentik nyamuk.

"Kita minta wilayah memerintahkan masyarakatnya menjaga kebersihan di rumahnya masing-masing atau di wilayah tempat tinggal dengan kerja bakti, tujuannya untuk gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), kita sudah buat surat edaran ke Lurah Camat," tegas dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved