Marak Pemerkosaan Terhadap Anak, Kak Seto Soroti Kinerja Satgas Pelindungan Anak di Tangsel
Pemerhati anak Seto Mulyadi, menyayangkan kota Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi lokasi terjadinya pemerkosaan anak sebanyak tiga kali.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Pemerhati anak Seto Mulyadi, menyayangkan kota Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi lokasi terjadinya pemerkosaan anak sebanyak tiga kali hanya dalam kurun tak sampai lima bulan.
Kak Seto, sapan karibnya, menyoroti Satuan Tugas (Satgas) Perlindungan Anak yang dibentuk Pemkot Tangsel. Ia mempertanyakan kinerja Satgas tersebut karena rentetan kasus perbuatan bejat terhadap anak itu bisa dikatakan marak.
"Jadi ini menjadi tantangan bagi Pemkot Tangsel untuk menghidupkan kembali Satgas Perlindungan Anak. Fenomena ini menjadi otokrotik bagi pemkot," ujar Kak Seto saat dihubungi awak media, Senin (28/1/2019).
Pernyataan tersebut disampaikan Kak Seto, merespons Polres Tangsel yang berhasil mengungkap kasus pemerkosaan terhadap anak di bawah umur di wilayahnya.
• Suami Ditahan, Mulan Jameela Hanya Terdiam Sambil Tertunduk Saat Tinggalkan Rutan Cipinang
• Kasus Pembacokan di Kemayoran, Polisi Mengaku Korban Belum Terindikasi Anggota Geng Motor
Parahnya lagi, Polres Tangsel memgungkapkan tiga kasus, hanya dalam kurun bulan Agustus sampai Desember 2018.
Kompak ketiga tersangka kasus cabul itu, semuanya adalah ayah tiri korban.
Kak Seto yang juga menjabat Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (KNPA), mengingatkan kepada masyarakat, agar lebih memperhatikan kondisi sekitar, termasuk kepada anak-anak.
Baginya, peran pengawasan anak, tidak hanya di keluarga, melainkan juga dari lingkungannya.
"Jadi warga juga harus tahu keadaan para tetangganya. Jika ada anak tetangganya yang mulai terlihat aneh, harus ditegur, dan jangan dibiarkan saja. Jika terjadi hal buruk, langsung lapor ke satgas," ujarnya.