500 Lilin di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi Akan Terus Menyala Sampai Perayaan Cap Go Meh
Pada perayaan Imlek 2570 kali ini, Kelenteng Hok Lay Kiong menerima sumbangan lilin sebanyak 500 buah.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI TIMUR - Tradisi menyalakan lilin saat perayaan tahun baru Imlek sudah tentu dilakukan umat Tionghoa ditiap-tiap kelenteng.
Seperti yang dilakukan di Kelenteng Hok Lay Kiong, Jalan Kenari I, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Pada perayaan Imlek 2570 kali ini, Kelenteng Hok Lay Kiong menerima sumbangan lilin sebanyak 500 buah.
Lilin-lilin tersebut sudah mulai dinyalakan sejak semalam, saat malam pergantian tahun baru Imlek.
Wakil Ketua Pengurus Kelenteng Hok Lay Kiong, Bok Liang mengatakan, lilin-lilin tersebut dinyalakan oleh orang yang menyumbang, mereka datang ke kelenteng sejak semalam sekaligus melakukan ritual Imlek dengan memanjatkan doa di altar patung dewa-dewi yang ada di kelenteng tersebut.
"Jadi mereka datang, berdoa, lalu menyalakan lilin, kalau ada yang belum dinyalakan berati orangnya belum datang," kata Bok Liang, Selasa, (5/2/2019).
Lilin itu nantinya akan dibiarkan menyala sampai perayaan Cap Go Meh atau 15 hari setelah perayaan tahun baru Imlek.
Pertugas kelenteng secara bergantian akan menjaga ratusan lilin tersebut agar teteap menyala.
"Jadi ada petugas yang jagain, nanti dia potongin sumbunya biar gak terlalu besar apinya, terus dibersihkan juga lilin yang netes ke lantai," kata dia.
Adapun harga dan ukuran lilin bervariasi, untuk lilin lokal mulai dari 50 kati hingga 1000 kati dengan harga Rp 900.000 sampai Rp 18.000.000.
Untuk lilin super 10 kati sampai 200 kati dengan harga Rp 250.000 hingga Rp 5.000.000. Satu kati menurut Roni, sama dengan satu inci ukuran diameter.
Untuk ukuran standar, biasanya lilin bisa menyala sampai dua pekan, sedangkan untuk lilin dengan ukuran paling besar bisa menyala sampai lebih dari tiga bulan.
"Tergantung, ada yang kita biarin nyala aja sampai lebih dari Cap Go Meh ada juga yang emang pas dua minggu sudah mati, cuma biasanya kalau ini kita biarin menyala samapi Cap Go Meh ya," ujarnya.
Ketua Yayasan Pancaran Tri Dharma, Roni Hermawan, mengatakan, pada perayaan Imlek tahun ini, jumlah lilin yang dihadirkan umat Tionghoa jauh lebih banyak dibanding hari tahun lalu.