Pilpres 2019
Imbau Masyarakat Lihat Jejak Rekam, Mahfud MD: Tak Cukup Percaya Pada Narasi Visi
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu bersadar pada visi dan misi calon presiden dan wakil presiden.
TRIBUNJAKARTA.COM - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu bersadar pada visi dan misi calon presiden dan wakil presiden.
Apalagi, setiap calon memastikan tidak ada yang menghendaki penghancuran Indonesia.
Mahfud MD meminta masyarakat untuk melihat rekam jejak para kontestan Pilpres 2019.
Setelah mengetahui rekam jejak calon presiden dan wakil presiden, masyarakat bisa menentukan pilihan untuk menjadi pemimpin Indonesia di masa mendatang.
Hal tersebut ditulis akun resmi @mohmahfudmd pada Kamis (7/2/2019) pagi.
"Para caleg dan calon pemimpin yg berlaga dlm Pemilu mengemukakan visi2 yg semua mulia. Tak ada calon yg mengatakan akan menghancurkan Indonesia atau mencelakakan rakyatnya. Maka itu tak cukup percaya pd narasi visi, tp lihatlah track record atau rekam jejaknya, kemudian pilihlah," tulis @mohmahfudmd.
Propaganda Rusia
Wakil Presiden Jusuf Kalla menanggapi 'propaganda Rusia' yang dilontarkan calon presiden 01 Joko Widodo.
Hal tersebut disampaikan Wapres JK di kantor Wapres, Jalan Merdeka Medan Utara, Jakarta Pusat, Rabu (6/2/2019).
Ia menyampaikan propaganda Rusia tidak serta merta merujuk pada Rusia sebagai sebuah negara yang membuat propaganda tersebut.
"Jadi yang dimaksud propaganda Rusia itu jenisnya bukan Rusia (negaranya)," terangnya.
Ketua Dewan Pengarah Tim Kemenangan Nasional Jokowi-Ma'ruf ini menganalogikan istilah propaganda Rusia seperti kue bika ambon yang memang bukan berasal dari Ambon.
"Kita semua Dewan Pengarah tahu apa yang disampaikan Pak Jokowi, tapi maknanya bukan (proganda dari Rusia)," ucap Wapres JK.
"Katakanlah makanan Makassar, oh makanannya, bukan berarti (dari) Makassarnya. Jadi ini yang dimaksud propaganda. Jadi ini bika ambon, bukan (membicarakan) Ambonnya tapi bikanya," sambung dia.
Menurut Wapres JK, namanya kampanye pastilah berisi propaganda dan jika tidak berarti bukan kampanye.