Selain Bekap Hingga Tewas, Hari Juga Banting Anaknya yang Masih Berusia 2 Tahun
Selain luka di bagian dalam mulut, Latifa menyebut terdapat lebam di bagian punggung dan kepala belakang Fitri yang jasadnya dibawa ke RS Polri
Penulis: Bima Putra | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, TAPOS - Hari Kurniawan (25) rupanya tak hanya tega membekap mulut dan hidung anak tirinya, Fitri (2) hingga tewas pada Jumat (8/2/2019) petang, dia bahkan sempat membanting buah hati yang dilahirkan istrinya Eni (19).
Perbuatan keji pria yang berprofesi sebagai pengamen jalanan itu disampaikan langsung Eni kepada Latifa (60), tetangga yang ditetapkan jadi saksi penyidik Unit PPA Satreskrim Polresta Depok.
"Si Eni cerita 'Bu aku kesal, anak saya dibanting sama suami'. Kata Eni dibantingnya pas hari Imlek, jadi sebelum kejadian ini sudah disiksa parah. Kalau pas kejadian suaminya ngaku membekap mulut anaknya," kata Latifa di Tapos, Depok, Sabtu (9/2/2019).
Karena melihat Tim Identifikasi Polresta Depok saat memeriksa jasad Fitri di kontrakan Jalan Haji Kahfi RT 01/RW 09 Kelurahan Cimpauen, Tapos dan sempat satu mobil dengan jasad.
Selain luka di bagian dalam mulut, Latifa menyebut terdapat lebam di bagian punggung dan kepala belakang Fitri yang jasadnya dibawa ke RS Polri Kramat Jati guna menjalani visum dan autopsi.
"Di bagian punggung dan kepala belakangnya ada lebam. Satu tulang rusuknya kalau enggak salah juga patah. Luka lebam ya itu masih lumayan jelas. Jasadnya sempat dibawa ke Polsek Cimanggis terus dibawa ke RS Polri," ujarnya.
Gama, satu tetangga yang juga jadi saksi, menuturkan Hari mengakui perbuatan kejinya kepada penyidik Unit PPA Satreskrim Polresta Depok saat diperiksa.
Saat diperiksa, Hari sempat tak mengakui perbuatannya, pun meski Eni yang juga berprofesi sebagai pengamen jalanan turut dijadiin saksi oleh penyidik.
"Sempat enggak mau ngaku, tapi akhirnya mengaku juga kalau dia membanting dan membekap mulut anaknya. Cuman kalau yang banting kejadiannya pas Imlek. Istrinya juga ada diperiksa di Polres kok," tutur Gama.
Ketua RT 01 Romie Remaja Putra (47) yang ikut mengantar jasad Fitri ke RS Polri Kramat Jati bersama penyidik menjelaskan Hari membanting Fitri dalam posisi kaki di atas.
Namun dia tak mengetahui hasil pasti visum dan autopsi jasad Fitri karena setibanya di RS Polri Kramat Jati, penyidik Unit PPA memintanya untuk pulang.
• Pengembang Gedung di Jakarta Wajib Sediakan Aksesibilitas Bagi Penyandang Disabilitas
"Katanya dibanting dalam posisi kaki di atas kepala di bawah. Pas dibawa ke RS saya ikut nemenin penyidik, tapi saya enggak tahu hasilnya. Sekarang jasadnya lagi diurus sama pihak keluarga istrinya," jelas Romie.
Sebagai informasi, Fitri pertama diketahui meninggal oleh tetangga kontrakan milik Haji Rahmat di Jalan Haji Kahfi sekira pukul 16.30 WIB saat Hari berteriak minta tolong karena Fitri sudah tak bernafas.
Kala itu, Eni sedang mengamen dan baru tiba di kontrakan sekira pukul 17.00 WIB, Romie juga sempat dikonfirmasi terkait penganiayaan yang dilakukan Hari.
"Pas Tim Identifikasi meriksa jasad ada luka lebam di paha, leher, punggung. Mungkin ada lagi tapi saya enggak tahu pastinya. Pas istrinya pulang ngamen saya konfirmasi, dia membenarkan suaminya membanting anaknya," lanjut dia.