Kurangi Sampah Plastik, Kelurahan Pulau Pari Canangkan Ecobrick
"Nah botol-botol itu diisi sampah-sampah plastik dan nanti dengan tekanan dan berat tertentu," kata Cecep
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, KEPULAUAN SERIBU SELATAN - Kelurahan Pulau Tidung di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, berupaya mengurangi sampah plastik melalui pengadaan bata ramah lingkungan (ecobrick).
Ecobrick ialah botol bekas yang dimanfaatkan untuk menjadi barang bermanfaat bagi warga. Lurah Pulau Tidung, Cecep Suryadi mengatakan, pengadaan ecobrick sudah dilakukan secara sporadis sejak dua minggu belakangan.
Pengadaannya dilakukan oleh Petugas PPSU dan Petugas RPTRA yang bekerja di kelurahan itu.
"Nah botol-botol itu diisi sampah-sampah plastik dan nanti dengan tekanan dan berat tertentu," kata Cecep, Selasa (12/2/2019).
Cecep mengatakan setiap Petugas PPSU dan RPTRA diimbau untuk membuat ecobrick sedikitnya satu buah setiap harinya.
Dengan jumlah Petugas PPSU yakni 67 orang dan jumlah Petugas RPRTA yang berjumlah 6 orang, maka setiap harinya diharapkan ada 73 ecobrick yang dibawa.
"Dua minggu ini saya berikan imbauan dan edaran saya wajibkan para ASN dan PJLP yaitu PPSU dan RPTRA satu hari diwajibkan membuat satu botol ecobrick," kata Cecep.
• Ular Sanca Sepanjang 5 Meter Dievakuasi dari Empang di Pulau Pari
• Musrenbang Kelurahan Pulau Pari, Ini 3 Usulan Warga yang Diprioritaskan
Cecep menambahkan ukuran botol untuk dibuat ecobrick minimal yang berukuran 600 mililiter.
Untuk mengkonversi botol menjadi material barang bermanfaat, sampah plastik akan dimasukkan ke dalam botol supaya botol menjadi keras dan padat.
"Sehingga ecobrick ini menjadi lebih kuat untuk dijadikan kursi, pembatas taman, kaki meja, sehingga mengurangi sampah plastik. Sehingga pulau cantik tanpa sampah plastik akan kita gemakan," kata Cecep.