Mendadak Muncul dari Dasar Tanah, Petugas Hingga Berganti Kompi Padamkan Asap di Jagakarsa

Puluhan petugas pemadam dari Sektor Jagakarsa yang terdiri dari tiga kompi bergantian memadamkan api.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Suasana pemadaman lahan kosong yang tak kunjung padam pada Sabtu (16/2/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA - Petugas pemadam kebakaran bergantian memadamkan asap yang muncul dari dasar tanah di lahan milik Sudin Kehutanan Jakarta Selatan seluas 150 meter itu.

Sebab, bara api yang berpotensi membesar berada di dasar tanah sehingga menyulitkan para petugas pemadam menyerang bara api itu.

Kebakaran itu bermula sejak Jumat (15/2/2019) subuh hingga Sabtu (16/2/2019) menjelang magrib.

Puluhan petugas pemadam dari Sektor Jagakarsa yang terdiri dari tiga kompi bergantian memadamkan api.

Belum lagi, petugas dari sektor wilayah lainnya turut diterjunkan untuk memadamkan api di lahan yang beralamat di Jalan Manggis RT 001 RW 004, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Sudah 2 Hari, Proses Pemadaman Lahan Penampungan Sudin Pertamanan Jakarta Selatan Masih Berlangsung

Menurut Kepala Regu Grup A Sektor Jagakarsa Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan, Musonip, selain selang air membutuhkan alat berat untuk membantu menguraikan sampah.

"Kedalaman sampah kurang lebih 5 meter kita urai untuk memadamkan bara api yang menyala. Dibutuhkan ekskavator untuk mengurai lalu kita semprot air di titik asap yang muncul," tambah Musonip kepada TribunJakarta.com di lokasi.

Petugas juga mengerahkan mesin sedot pompa untuk mengambil air dari permukaan kali menuju sumber asap tersebut.

Mereka menyemburkan air ke sumber asap yang kian merebak di sekitar lahan tersebut.

Wali Kota Jakarta Selatan, Marullah Matali menambahkan perlu adanya alat penggali di sekitaran lokasi kebakaran agar api lekas padam.

"Saya kemarin mendapatkan laporan dari Sekretaris Camat mengenai ini. Modelnya memang seperti gambut. Perlu adanya suatu alat untuk menggali sampai ke sumber api. Itu apinya seperti dalam sekam. Antisipasi agar tidak berkobar lagi," katanya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved