Kapolres Jakarta Barat Sebut Ada Kaitan Media Sosial dengan Narkoba dan Kejahatan Jalanan

Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi menyebut ada kaitannya antara ‎penyalahgunaan media sosial, narkoba dan kejahatan jalanan.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Elga Hikari Putra
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi saat menunjukan barang bukti senjata tajam yang dilakukan para penjahat jalanan di Jakarta Barat 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, PALMERAH - Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi menyebut ada kaitannya antara ‎penyalahgunaan media sosial, narkoba dan kejahatan jalanan.

Hal tersebut berkaca dari ditangkapnya 61 tersangka kejahatan jalanan di Jakarta Barat di awal tahun 2019 ini.

Dikatakan Hengki, mayoritas para tersangka ini memang mengonsumsi narkoba sebelum melakukan aksi kejahatannya.

Hal itu agar mereka merasa lebih berani sehingga tega melukai para korbannya.

Adapun narkoba yang banyak dikonsumsi adalah ganja dan tramadol.

"Sebelum beraksi, mereka ini menggunakan narkoba, apakah itu jenis narkotika atau pun obat daftar G sehingga pelaku ini hilang rasa empatinya, dan semangat berlebih sehingga terjadi korban," kata Hengki di Mapolres Metro Jakarta Barat, Selasa (19/2/2019).

 Sedangkan media sosial, ujar Hengki, dilakukan oleh para pelaku yang merupakan anggota geng ‎motor untuk mencari lawan sebelum terlibat tawuran.

"‎Sebelum terjun ke lapangan, mereka memprovokasi di media sosial. Bila ketemu lawan mereka akan tawuran dan bila tidak ada lawan, siapapun yang ditemui di jalan akan dilukai," kata Hengki.

Penjelasan Hengki ini mengacu pada dua kasus geng motor di Jakarta Barat yakni di Tambora dan Tanjung Duren.

barang bukti narkoba di jakarta barat
barang bukti narkoba di jakarta barat (TribunJakarta/Elga Hikari Putra)

Dimana, anggota geng motor itu melukai pengendara hingga tewas ‎hanya karena ingin mencari eksistensi.

Marak Kejahatan Jalanan, Pemkot Depok Bakal Pasang CCTV di Perkampungan

KPU Jakarta Barat Targetkan Penyortiran dan Pelipatan Surat Suara Rampung Satu Bulan

"Jadi ada hubungan yang erat antara media sosial, narkoba dan kejahatan jalanan ini. Dan ironisnya banyak pelaku ini adalah anak di bawah umur," kata Hengki.

Deputi Bidang Penindakan BPOM, Robby Nuzly menjelaskan bahwa tramadol dapat menimbulkan halusinasi berlebih.

Karenanya, banyak pelaku kejahatan ‎merasa lebih berani saat beraksi setelah menenggak 5-10 butir tramadol.

"Tramadol ini bekerja ke saraf pusat memberikan efek simulasi rekreasi atau fly. Karena bekerja dalam sistem saraf pusat akan menimbulkan halusinasi," kata Robby.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved