Berpotensi Dianggap Politis, MUI Tegaskan Acara Selawat dan Zikir Malam Ini untuk Satukan Umat Islam

"Sekiranya Capres-Cawapres 01 atau 02 hadir, kami membuka diri seluas-luasnya. Ya namanya orang mau sholawat," kata dia

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Elga Hikari Putra
Para Peserta Malam Munajat mulai berkumpul di depan panggung utama di area Monas, Kamis (21/2/2019) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta tidak menampik bahwa acara selawat dan zikir yang diadakan malam ini berpotensi dikaitkan sebagai acara politis oleh pihak tertentu, terutama soal tanggalnya yang serupa angka 212.

Ketua Bidang Infokom MUI DKI Jakarta, Faiz Rafdi menyadari betul bahwa di tahun politik seperti sekarang ini, ada saja pihak yang menganggap acara tertentu sebagai acara politis.

"Namanya tahun politik, event apapun pasti akan dikaitkan ke politik. Itu kami sadari betul namanya tahun politik. Jangankan tanggal 212, ada kegiatan-kegiatan sejenis pasti dikaitkan," kata Faiz saat dihubungi TribunJakarta.com, Kamis (21/2/2019).

Meski menyadari hal tersebut, MUI punya maksud mulia dengan menggelar acara selawat dan zikir bertepatan di tanggal 212.

Faiz menegaskan tujuan utama digelarnya acara malam ini untuk merajut persatuan dan kesatuan umat Islam yang terpecah belah menjelang Pemilu Serentak 2019 ini.

"Jadi sekali lagi tujuan utamanya kan merajut ukhuwah tadi. Supaya Pilpres ini aman, damai, tidak lagi terbelah, tidak lagi ada perpecahan antar kelompok," tegas Faiz.

Faiz menambahkan, meski tidak ada undangan resmi terhadap partai politik ataupun Capres-cawapres tertentu, MUI membuka pintu sebesar-besarnya bagi mereka untuk hadir dalam acara bertajuk 'Senandung Sholawat dan Dzikir Nasional Sekaligus Doa untuk Keselamatan Bangsa' ini.

Faiz juga memastikan bahwa acara malam ini dapat berlangsung aman karena sudah ada imbauan kepada massa untuk menjaga ketertiban dan keamanan.

"Sekiranya Capres-Cawapres 01 atau 02 hadir, kami membuka diri seluas-luasnya. Ya namanya orang mau sholawat, mau dzikir ya nggak mungkin kita tolak," kata Faiz.

"Kami juga sudah mengimbau kepada umat-umat Islam untuk menjaga ketertiban, keamanan, akhlak. Tunjukkan kalau umat Islam ini damai," imbuhnya.

Acara digelar pada tanggal 21 Februari bukan tanpa sebab. Faiz menerangkan, pemilihan tanggal berkaitan dengan angka 212, yang lekat dengan serangkaian acara atau aksi yang diadakan ormas Islam beberapa tahun terakhir.

Dengan mengadakan acara sholawat dan dzikir hari ini, MUI sebagai lembaga yang merangkul ormas Islam tak mau angka 212 menjadi label buruk untuk disematkan pada ormas Islam tertentu.

Ada Rekayasa Pemberangkatan, Penumpang Kereta Api Jarak Jauh Serbu Stasiun Jatinegara

Ini Pertimbangan MUI DKI Jakarta Adakan Selawat dan Zikir di Monas Pada Tanggal 21 Februari

"Terus ketemu tanggal ini baru kita bisa (mengadakan acara). Di samping itu, tanggal 21 ini dipilih kan memang tanggal identik yang selama ini terkesan milik kelompok tertentu. MUI ingin merajut semua kelompok sebenarnya kita semua tidak ada kaitannya dengan tanggal. MUI ingin merajut semua ukhuwah," terang Faiz.

Acara 'Senandung Sholawat dan Dzikir Nasional Sekaligus Doa untuk Keselamatan Bangsa' yang juga populer dengan nama 'Munajat 212' dijadwalkan berlangsung mulai pukul 16.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB hari ini.

Diprediksi, peserta acara bisa mencapai 6 ribu orang, sedangkan aparat gabungan yang berjaga mencapai 12 ribu orang.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved