Fenomena Persaingan Belanja di Mal Vs Online pada Masyarakat Banten, Mana yang Paling Digemari?
Menurut Heru Nasution, masyarakat masih menggemari berbelanja bertatapan langsung dengan barang yang hendak ia beli dan mencoba langsung barang itu.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Erlina Fury Santika
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, PAGEDANGAN - Fenomena pusat perbelanjaan di Banten yang mulai terlihat sepi diduga karena maraknya perdangan online atau e-Commerce.
Namun, Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Provinsi Banten menyangkal isu minim pengunjung dan sepinya pusat perbelanjaan di Banten kareja lahirnya e-Commerce.
Dari data yang didapatkan dari APPBI Banten, 95 persen shopaholic di Indonesia masih tetap memilih belanja langsung ke mal-mal.
Ketua DPD APPBI Banten, Heru Nasution mengatakan, justru animo minat belanja di Banten kembali lagi condong ke belanja secara langsung, padahal sebelumnya sempat berpaling ke e-Commerce.
"Kalau kita lihat e-commerce sendiri sekarang ini, yang saya lihat habis klik, mereka balik lagi ke mal, atau beli di online ambil di mal. Jadi cuma lihat barang aja dan reviewnya di online," ujar Heru di acara Gathering Mal, APPBI Banten, di Green Office Park BSD City, Kabupaten Tangerang, Sabtu (23/2/2019).
Menurut dia, masyarakat masih menggemari berbelanja bertatapan langsung dengan barang yang hendak ia beli dan mencoba langsung barang itu.
Itu sebabnya, lanjut Heru, mal di Banten masih menunjukan taringnya di zaman serba online sekarang.
"Klik and break semua balik ke mal, karena kalau beli kan mereka nggak bisa lihat langsung, jadi sebenarnya pasar kita masih senang melihat dan mencoba dulu barangnya. Ketika oke, baru dia beli," jelas Heru.
• Bersihkan Ulat Gonggok di Permukiman Warga, Petugas Damkar Semprotkan Cairan Karbol dan Kapur Barus
• Meresahkan Sopir Truk, Polisi Ringkus 2 Bajing Loncat di Cakung
• Indonesia Jadi Tuan Rumah MotoGP: Sambutan Baik dari Tinton, ATPM hingga Pemerintah
Meski begitu, dia mengaku masih ada sejumlah pusat belanja di Banten yang nyaris loyo dan sepi akan pengunjung dari tahun ke tahun.
Tapi hal itu lebih disebabkan karena permasalahan tata kelola mal yang dianggap belum menyesuaikan permintaan pasar yang terus berubah.
"Mal yang nggak berhasil bukan karena online tapi karena manajemen. Justru sekarang di Indonesia 95 persen masih di suka belanja offline," terang Heru.
Heru juga mengingatkan, pengelola mal, untuk kreatif dan berinovasi dalam menjaring lebih banyak konsumen.
"Jadi jangan sampai bikin acara, acaranya ramai, penuh. Tapi penjualannya tidak berpengaruh, sepi. Jadi ini mesti dicari solusinya" tegas pengelola mal di kawasan Karawaci Tangerang ini.
Namun, menurut data yang ia dapatkan, saat ini alasan masyarakat berkunjung ke pusat perbelanjaan, karena untuk menyaksikan layar film di sinema
"Pertama itu ke cinema, tadinya saya kira kuliner, ternyata kuliner itu kedua. Sekarang ini orang ingin ke Mal karena mau nonton. Jadi Mal harus berinovasi membuat sesuatu yang lebih disenangi disukai masyarakat," beber Heru.