Masih ada Ratusan Warga Prasejahtera di Tangsel Belum Merasakan Program Keluarga Harapan
Menurut warga Jaletreng, Serpong tersebut dirinya hanya menerima upah menjadi petugas kebersihan perhari sebesar Rp 30 ribu
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, SERPONG - Ratusan warga prasejahtera di Tangerang Selatan masih belum mendapatkan haknya dari program pemerintah PKH dan KIP.
Seperti yang dirasakan oleh petugas keamanan dan kebersihan di kawasan elite perumahan The Green, BSD City, Tangerang Selatan.
Gomi seorang petugas kebersihan di perumahan BSD City Tangerang Selatan mengaku dirinya belum pernah menerima bantuan pemerintah sejak lama.
"Kalau dibilang miskin saya masuk kategori miskin, tapi saya engga pernah mendapat bantuan. Kalau tetangga saya pada dapat bantuan uang dan sembako," kata dia di perumahan The Green, BSD City, Tangerang Selatan, Sabtu (2/3/2019).
Menurut warga Jaletreng, Serpong tersebut dirinya hanya menerima upah menjadi petugas kebersihan perhari sebesar Rp 30 ribu.
"Kalau saya upah perhari Rp 30 ribu, dibayar setiap minggu. Listrik dirumah cuma 450 watt. Saya berharap juga mendapat bantuan," kata dia saat berdialog dengan ratusan petugas kebersihan dan Komunitas Peduli rakyat prasejahtera di BSD.
Sedangkan, Kepala Dinas sosial Tangerang Selatan, Wahyunoto Lukman yang hadir dalam acara tersebut mengatakan jumlah warga miskin yang ada di Tangsel, baru setengah warganya yang memperoleh bantuan.
"Kuota bantuan warga pra Sejahtera di Tangsel hanya 15.009, dari 35 ribu warga Tangsel yang masuk kategori prasejahtera," ungkap dia.
Namun, ia menyatakan program keluarga harapan (PKH) dan Jaminan Sosial Rakyat Banten Bersatu (Jamsosratu), yang ada saat ini belum bisa membantu semua warga prasejahtera di Tangerang Selatan.
"Memang dalam prosesnya belum semua warga yang terdata, tapi nanti kami akan melakukan pendataan lagi, selanjutnya akan kami verifikasi apakah dia pantas dibantu. Jika ibu Gomi kesejahteraannya lebih rendah dari 15.009 penerimaan manfaat, yang saat ini mendapt bantuan," terang Wahyu.
Sementara, lanjut dia, untuk bantuan pendidikan ada di Dinas pendidikan, dan untuk kesehatan, saat ini semua warga prasejahtera di Tangerang Selatan sudah ditanggung pemerintah Tangsel, untuk iuran BPJS.
Ferra Febrianti Iman, Ketua Komunitas Peduli rakyat pra sejahtera, menjelaskan belum sampainya bantuan pemerintah kepada yang berhak, karena beberapa hal.
Terutama, masalah luasnya geografis dan keterbatasan pengetahuan masyarakat prasejahtera, bahwa adanya hak-hak mereka sebagai penerima bantuan.
"Kami sadari masih banyak warga pra sejahtera yang belum mengetahui mengenai program bantuan Pemerintah. Dari situ, kita ingin tahu bagaimana masyarakat ini tidak mendapat bantuan sosial. Ternyata banyak hal, melalui kegitan jemput bola ini, kami ingin memfasilitasi masyarakat prasejahtera dengan Dinas Sosial," beber Ferra.
• Jokowi Sebut Elektabilitasnya di Jawa Barat Turun 8 Persen karena Fitnah dan Hoaks