S Ridwan, Menolong Orang Lewat Bekam Tanduk Sapi Kupang
Apa yang Ridwan peragakan itu dikenal dengan sebutan terapi bekam tanduk, sebuah pengobatan tradisional yang sudah dipelajarinya lebih dari 20 tahun.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Erlina Fury Santika
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN LAMA - Di bawah jembatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, S Ridwan tengah sibuk menempelkan puluhan tanduk ke tubuh seorang pria.
Ia menempelkannya dengan rapi di bagian belakang tubuh, juga sedikit di bagian depan.
Sesekali Ridwan tampak memijat kedua tangan "pasiennya" itu.
Apa yang Ridwan peragakan itu dikenal dengan sebutan terapi bekam tanduk, sebuah pengobatan tradisional yang sudah dipelajarinya selama lebih dari 20 tahun.
"Ini tanduk sapi Kupang," katanya kepada TribunJakarta.com, Selasa (12/3/2019).
"Saya dapat dari tempat penjagalan. Tapi habis itu diolah lagi biar tidak tajam," tambahnya.
Proses penempelan tanduk-tanduk itu, jelas dia, berlangsung selama 10-12 menit. Namun, secara keseluruhan, pengobatan ini memakan waktu hingga satu jam.
"Kan sebelum dan sesudahnya diurut dulu pakai minyak zaitun," ujar Ridwan, yang enggan menyebutkan kepanjangan "S" dari nama depannya.

• Istri Yakin Zul Zivilia Tidak Akan Diancam Hukuman Mati
• Persib Bandung Menang 4-0 Lawan Perseru Serui, Namun Tak Mampu Lolos ke Babak Selanjutnya
• Diduga Terlibat Skandal Prostitusi hingga Putuskan Mundur, Ini Rekam Jejak Seungri BIGBANG
Pria berusia 63 tahun itu mengaku baru 1,5 tahun mangkal di bawah jembatan Kebayoran Lama. Sebelumnya, ia menjual jasanya di Terminal Kalideres.
Setiap melakukan terapi, Ridwan tidak pernah mematok harga tertentu. Di sisi lain, ia juga tidak mau melayani terlalu banyak orang lantaran faktor usia.
"Biayanya pribadi. Ada yang kasih Rp 50 ribu, Rp 70 ribu, Rp 100 ribu. Waktu itu ada pengamen kasih Rp 20 ribu, ya saya tolong," kata pria kelahiran Medan itu.
"Paling banyak enam (orang) lah. Pernah 11, tapi besoknya tidak bisa urut," imbuhnya.

Biasanya, Ridwan mulai menawarkan jasanya seusai solat Dzuhur, dan pulang ke rumahnya di bilangan Rempoa setelah Maghrib.
"Saya hanya bantu orang. Daripada cuma diam di rumah, gak enak, cuma nonton TV, makan," pungkasnya.