Seorang Warga Binaan di Tangerang Putuskan Langkah Besar Dalam Hidupnya

GP Ansor juga selalu mengadakan acara kerohanian di Lapas Pemuda Klas IIA selama setahun untuk memberikan siraman rohani bagi para warga binaan.

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
Istimewa/dokumentasi Lapas Pemuda Klas IIA
Indrawan, warga binaan pemasyarakatan Lapas Pemuda Kelas IIA yang kala itu mengucapkan dua kalimat syahadat, Rabu (13/3/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Seorang warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Pemuda Klas IIA Tangerang mengambil langkah besar untuk menjalani sisa hidupnya.

Indrawan, WBP Lapas Pemuda Klas IIA tersebut memutuskan berpindah ke agama Islam.

Ia mengucapkan dua kalimat Syahadat dihadapan ustaz Sholekan dan disaksikan ketua PC GP Ansor Kota Tangerang Ansor Ahmad Sudarto, Sipir Lapas Slamet Solehudin dan beberapa keluarga dari Indrawan.

Indrawan pun resmi beragama Islam pada Rabu (13/3/2019) kemarin.

Ahmad Sudarto mengatakan turut berbahagia saat mendengar kabar ada seorang narapidana ingin masuk ke agama Islam.

"Alhamdulillah mendukung ketika ada saudara kita masuk ke agama Islam," ucap dia melalui sambungan telepon.

Ia menjelaskan, GP Ansor juga selalu mengadakan acara kerohanian di Lapas Pemuda Klas IIA selama setahun untuk memberikan siraman rohani bagi para warga binaan.

Kata Sudarto, selama setahun terlibat dalam kegiatan kerohanian di Lapas, Indrawan merupakan WBP non muslim pertama yang berniatan masuk ke agama Islam.

"Sebelumnya agama Buddha. Mungkin ya dia dapat hidayah ketika teman-temannya melakukan ibadah dan kerohanian, ikut kegiatan tertarik masuk islam," jelas Sudarto.

Kepala Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang Jumadi mengatakan, Indrawan sempat diduga mengalami kegelisahan selama menjalani masa hukumannya.

Hingga akhirnya, Indrawan berkata kepada Sipir Lapas Pemuda Klas IIA untuk berpindah agama.

Jumadi menerangkan, Indrawan tengah menjalani hukuman 17 tahun penjara karena tersandung kasus narkoba.

Cetak Gol Perdana di Persija Jakarta, Steven Paulle dapat Motivasi dan Semangat Tambahan

Anies Baswedan Hadiri Panen Duku dan Salak di Condet

"Yang bersangkutan kasus narkoba. Memang dia awalnya cerita, sudah ditanya dan memang dia benar-benar ingin masuk Islam. Yang penting keinginan dia, tidak ada unsur paksaan," jelas Jumadi.

Jumadi menerangkan, di Lapas memang terdapat kegiatan kerohanian untuk masing-masing agama setiap hari yang diikuti 600 WBP.

Bahkan, masing-masing agama disediakan rumah ibadah dan pondok pesantren yang berlokasi di tiga blok dalam lapas tersebut.

Dalam setiap kegiatan pembinaan kerohanian itu, pihak Lapas selalu melibatkan organisasi keagamaan seperti organisasi GP Ansor.

"Kalau pembinaan kerohanian di sini tiap hari karena kita punya pesantren," kata Jumadi.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved