Fauzan Tetap Semangat untuk Bersekolah Meski Mengalami Keterbatasan

Dengan segala keterbatasannya, Fauzan memiliki cita-cita yang tinggi, ia ingin menyembuhkan orang-orang yang sakit.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir
Fauzan Akmal Maulana (15) dan ibunya, Winih Utami Pristiwati (49) di kediamannya di bilangan Kampung Kladen, Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Selasa (19/3/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNKAKARTA.COM, CIPUTAT TIMUR - Fauzan Akmal Maulana (15) hanya bisa terkulai lemah di lantai, saat TribunJakarta.com menyambangi kediamannya di bilangan Kampung Kladen, Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (19/3/2019).

Fauzan menderita kelainan otot sejak kelas lima SD empat tahun lalu, saat usianya masih 11 tahun.

Ibunya, Winih Utami Pristiwati (49) mengatakan, dokter memvonis anaknya mengalami Duchenne Muscular Dystrophy (DMD).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, DMD merupakan kelainan genetik yang termasuk dalam pengecilan otot.

Semenjak divonis itu, seluruh otot Fauzan lemah tak berdaya. Kakinya tak mampu menopang, tangannya tak mampu digerakkan, meskipun telapaknya masih berfungsi.

Tulang rangka tubuhnya tak mampu tegak dan seimbang, sehingga tubuhnya harus bersandar di beberapa sisi untuk bisa tegak.

Daging ditubuhnya pun seperti menyusut. Kulitnya menyatu dengan tulang dan terlihat kurus.

Ibunya mendapat keterangan dari dokter, bahwa dari 2.000 anak yang lahir, satu di antaranya terserang DMD.

Tami, panggilan karib ibunya, menganggap kelainan itu sebagai keistimewaan.

"Ini kelainan otot Bu Fauzan, enggak ada obatnya, diterapi saja," ujar Tami menirukan suara dokter yang tidak pernah ia lupakan.

Anggapan istimewa Tami berbuah kenyataan. Fauzan memang istimewa, terutama dalam semangat belajarnya.

Ia terus bersekolah meskipun tak sesempurna temannya yang lain, sampai saat ini ia duduk di kelas IX SMP Baitul Maal, Pondok Aren.

"Alhamdulillah dia bisa ngikutin pelajaran, ini sudah mau ujian UNBK," ujar Tami sambil menatap ke anaknya.

Tami yang menjadi orang tua tunggal sepeninggal Julasmanto 100 hari lalu, sudah merasakan beratnya mengurus Fauzan sambil harus mencari nafkah.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved