Lapak Rongsok dan Gudang Workshop Dekorasi Rawan Kebakaran, Damkar Tangsel Akan Edukasi Warga

Uci memiliki analisis tersendiri terhadap lapak yang biasanya bangunannya semi permanen itu.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir
Jenazah korban kebakaran di kawasan gudang workshop dekorasi di bilangan Putra Gelatik II, Pamulang Barat, Pamulamg, Tangerang Selatan (Tangsel), pada pukul 05.00 WIB Selasa subuh (19/3/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNKAKARTA.COM, PAMULANG - Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Tangerang Selatan, Uci Sanusi, mengatakan, kawasan kawasan lapak rongsok dan gudang workshop dekorasi, rentan kebakaran.

Uci mengatakan akan mengadakan penyuluhan terkait penyelamatan terutama untuk mencegah kebakaran kepada para penghuni atau pekerja lapak-lapak tersebut.

"Dari pihak kelurahan mengumpulkan orangnya, dari pihak Pemkot nanti saya siap memfasilitasi jadi narasumbernya," ujar Uci di lokasi lapak workshop dekorasi yang alami kebakaran di bilangan Pamulang Barat, Pamulang, Tangsel, Senin (19/3/2019).

Uci memiliki analisis tersendiri terhadap lapak yang biasanya bangunannya semi permanen itu.

Lurah Pamulang Barat Sebut Ada 10 Lapak Rongsok dan Gudang Workshop Dekorasi Tak Berizin

VIDEO Seorang Tewas dalam Kebakaran 2 Gudang Workshop Dekorasi di Pamulang

Ia mengatakan, meskipun jumlahnya sedikit jika dibandingkan rumah biasa, namum lapak rongsok ataupun workshop dekorasi bisa dilalap si jago merah tiga titik dalam setahun.

"Sekarang gini rumah ada satu juta di Tangsel misalnya, kebakaran wajar. Tapi kalau lapak kaya gini secara jumlah enggak sebanyak rumah. Tapi dalam satu tahun ada, dua atau tiga mah," paparnya.

"Yang perlu kita waspadai kan, limbahnya itu dibakar. Tau sendiri kan tempatnya," katanya.

Selain mekanisme pembuangan limbah, Uci juga menyoroti mekanisme penyelamatan ketika terjadi kebakaran.

Berdasarkan pengalamannya, seharusnya api bisa dipadamkan dengan cepat jika penghuni lapak mngetahui caranya.

"Tidak bisa mengendalikan api yang awalnya kecil.Temuan kita, yang perlu kita edukasi yang seperti itu," jelasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved