Pilpres 2019

Wacana Penghapusan Ujian Nasional Ala Sandiaga Uno, Jusuf Kalla: Justru Berbahaya

Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak setuju dengan wacana penghapusan Ujian Nasional (UN). Ia menilai, wacana tersebut berbahaya jika direalisasikan.

Editor: ade mayasanto
TRIBUNNEWS/SETPRES
Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Jusuf Kalla, memimpin rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (15/10). Rapat tersebut membahas soal penajaman program pembangunan kepariwisataan dan pengadaan kapal perhubungan dan penggunaan deviden PT Kereta Api Indonesia (Persero). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak setuju dengan wacana penghapusan Ujian Nasional (UN).

Ia menilai, wacana tersebut berbahaya jika direalisasikan.

Alasannya sistem pendidikan Indonesia memerlukan tolak ukur sebagai bahan evaluasi.

"Jadi kalau mau dihapuskan (UN) justru berbahaya bagi kualitas pendidikan nasional. Tidak ada parameter untuk mengukur maju atau mundur (pendidikan Indonesia)," kata Jusuf Kalla di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2019).

Ia mengatakan, Ujian Nasional sangat diperlukan bagi siswa tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Umum (SMU) dan tentu telah diatur dalam undang-undang pendidikan.

Jusuf Kalla menilai, Ujian Nasional menjadi satu cara untuk menjaga standar nasional pendidikan Indonesia.

"Kita harus menjaga standar, bahwa standar nasional itu di mana pun di Indonesia itu, bahwa tingkat pengetahuan daripada lulusan SD, SMP, SMA, itu harus mendekati nilai (UN) atau mendekati kemampuan kurikulum yang ada," jelas dia.

Diketahui dalam sesi debat cawapres Minggu (17/3/2019), cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno memaparkan visi dan misi dalam bidang pendidikan.

Mantan wakil Gubernur DKI Jakarta itu menyebut, pihaknya akan menghapus sistem ujian nasional dalam menentukan kelulusan siswa.

Sistem ujian nasional akan diganti dengan penulusuran minat dan bakat.

"Kami juga memiliki konsep sekolah link and match dimana kita hadir penyedia lapangan kerja dan pencipta lapangan kerja tersambung dengan sistem pendidikan," ujar Sandiaga Uno di Hotel Sultan, Jakarta Pusat.

ILUSTRASI - Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMPN 13 Depok Jalan Raya Krukut No 75, Limo, Depok, Senin (23/4/2018).
ILUSTRASI - Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMPN 13 Depok Jalan Raya Krukut No 75, Limo, Depok, Senin (23/4/2018). (TribunJakarta/Muslimin Trisyuliono)

Sandiaga juga menyoroti pembenahan kurikulum untuk meningkatkan kualitaspendidikan. Dengan demikian pendidikan akan fokus pada pembangunan karakter.

Selain itu, lanjut Sandiaga, pihaknya akan menerapkan konsep sekolah link and match.

Artinya, penyedia lapangan kerja dan pencipta lapangan kerja tersambung dengan sistem pendidikan.

"Kami juga memiliki konsep sekolah link and match di mana kita hadirkan penyedia lapangan kerja dan pencipta lapangan kerja terambung dengan sistem pendidikan," kata Sandiaga.

7 Fakta Tukang Tato Jadi Kurir Sabu: Barang Bukti Rp 1,5 Miliar Hingga Buat Biaya Persalinan

TERPOPULER: Andi Arief Lontarkan Tudingan Lagi, Kemendagri Tak Biayai Apel Kades

Keluar Bareng Teman Suami dari Kamar Mandi, Rohani Alami Kejadian Mengerikan

Sementara calon wakil presiden Ma'ruf Amin mengatakan, pihaknya akan membentuk Badan Riset Nasional jika dirinya dan capres Joko Widodo terpilih dalam Pilpres 2019.

Hal itu disampaikan Ma'ruf dalam debat ketiga Pilpres di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (17/3/2019) malam.

Ma'ruf berdebat dengan cawapres Sandiaga Uno dengan tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya.

Saat itu, kedua cawapres mendapat pertanyaan bagaimana komitmen kedua pasangan capres-cawapres untuk peningkatan riset di Indonesia.

Ma'ruf mengatakan, saat ini banyak lembaga dan kementerian melakukan riset.

Jokowi dan Megawati Tiba di Hotel Sultan Saksikan Debat Cawapres

WNI Korban Serangan di Christchurch: 17 Tahun Menetap di Selandia Baru dan Dikenal Dermawan

Hadiri Deklarasi Keselamatan Sopir Truk, Jokowi: Dulu Bapak Saya Sopir Truk dan Bus

Jika terpilih, pemerintahan selanjutnya akan menyatukan semua riset tersebut agar mengoptimalkan koordinasi.

"Akan dibentukan badan riset nasional. Kami akan maksimalkan rencana induk riset nasional yang sudah ada. Akan kita optimalisasi agar riset efektif," kata Ma'ruf.

Terpisah, Juru Kampanye Nasional (Jurkamnas) Prabowo-Sandiaga, Nizar Zahro menjelaskan mengenai wacana tersebut,

Nizar mengatakan UN selama ini hanya menjadi beban bagi anak-anak didik.

"Belajar bertahun-tahun tapi faktor utama kelulusan ditentukan oleh hasil UN. Tidak aneh jika sekolah menjelang kelulusan berubah menjadi bimbel. Anak difokuskan untuk pendalaman materi dan melakukan berkali-kali try out," kata Nizar melalui pesan singkat, Senin (18/3/2019).

Ironisnya, kata Nizar, UN yang sudah menyusahkan anak didik ternyata belum diterima oleh perguruan tinggi sebagai dasar penerimaan mahasiswa baru.

"Melihat dampak UN tidak signifikan terhadap masa depan anak didik, maka pantas jika UN dihapus," kata Anggota Komisi X DPR itu.

Bahas Gading Marten dan Gisella Anastasia, Wijin Ingin Bertemu Gempi Tapi Lihat Reaksi Ivan Gunawan

Berikut Link Download Lagu Dangdut Terbaru 2019, Ada Via Vallen dan Nella Kharisma

Ramalan Zodiak Rabu: Taurus Frustasi Soal Keluarga Tapi Ada Solusinya, Scorpio Harus Terbuka

Selanjutnya, kata Nizar, bisa dilakukan pembimbingan bakat dan minat kepada anak didik.

Menurut Nizar, cara ini bisa dilakukan dengan menggandeng pihak universitas dan dunia kerja.

Sedangkan bagi anak yang ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi diberikan saluran komunikasi dengan perguruan tinggi.

"Komunikasi dijalin sedini mungkin agar jika masuk sudah ada perkenalan. Anak didik sudah menyiapkan pengetahuan yg diharapkan oleh perguruan tinggi tersebut," katanya.

"Jika anak didik ingin langsung bekerja atau berwirausaha, maka pihak sekolah bisa menyambungkannya ke pihak terkait agar keinginan anak didik dapat terwujud dengan mudah," tambahnya.

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Sandiaga Uno mengatakan ingin menghentikan Ujian Nasional jika ia terpilih dalam Pilpres 2019.

Pada penyampaian visi misi Debat Cawapres 2019, Sandiaga Uno menyampaikan beberapa rencananya jika ia dan Prabowo menang dalam pemilu mendatang.

Terutama solusinya untuk pendidikan Indonesia.

Sandiaga memastikan, jika ia terpilih dalam Pilpres 2019 bersama Prabowo, mereka akan menghentikan sistem Ujian Nasional.

Sebagai gantinya, Sandiaga dan Prabowo akan mengganti Ujian Nasional dengan sistem penerusan minat dan bakat.

"Kita juga pastikan bahwa sistem Ujian Nasional dihentikan, digantikan penerusan minat dan bakat," jelas Sandiaga.

Tak hanya itu, Sandiaga Uno berencana akan menerapkan konsep sekolah link and match nantinya.

Lewat konsep tersebut, akan dihadirkan penyedia dan pencipta lapangan kerja hingga akhirnya bisa tersambung ke sistem pendidikan Indonesia.

Sebelumnya, Sandiaga juga mengungkapkan meningkatkan kualitas pendidikan juga harus diiringi dengan kualitas guru.

Caranya adalah lewat peningkatan kesejahteraan guru, terutama guru honorer.

"Meningkatkan kualitas pendidikan adalah kulitas guru, kesejahteraan guru, terutama honorer, kita akan tingkatkan kesejahteraan dan memastikan status guru," jelas Sandiaga.

Maruf Amin Singgung Soal Kemudahan Seusai Tiga Kartunya Ditentang Sandiaga, Ini Kata Fahri Hamzah

Jika Terpilih: Sandiaga Akan Hentikan Sistem Ujian Nasional, Maruf Amin Bentuk Badan Riset Nasional

Sandiaga juga menargetkan untuk memperbaiki kurikulum pendidikan yang berfokus pada pembangunan akhlak karimah atau terpuji.

"Kurikulum kita perbaiki, agar memiliki fokus pada pembangunan karakter akhlak karimah," katanya.

Debat Cawapres 2019 kali ini digelar di Hotel Sultan, Jakarta.

Tema Debat Cawapres 2019 kali ini membahas soal pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya. (tribunnews.com/kompas.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved