Suka Duka Penjual Air Bersih, Kerap Diutangi Warga Hingga Tempuh Jarak yang Jauh

Menggunakan gerobak yang terisi dari 20 jerigen air bersih, mereka berkeliling ke pemukiman warga.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra
Para penjual air bersih keliling sedang mengisi air di ‎kawasan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (22/3/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM‎, CENGKARENG - Ketersediaan air bersih masih menjadi permasalahan yang dihadapi sebagian warga Jakarta.

Utamanya mereka yang tinggal di pemukiman padat penduduk atau pun di pesisir Jakarta. 

Kualitas air tanah yang buruk membuat warga terpaksa membeli air bersih untuk keperluan sehari-hari.

Di Jakarta Barat, wilayah yang mayoritas warganya terpaksa membeli air bersih tersebar di hampir semua kecamatan.

Dibalik itu semua, permasalahan ke‎tersediaan air bersih menjadi kesempatan bagi sebagian orang untuk bertahan hidup dari kerasnya kehidupan ibu kota.

Sebut saja, para penjual air bersih keliling yang banyak ditemui di wilayah Jakarta Barat.

Menggunakan gerobak yang terisi dari 20 jerigen air bersih, mereka berkeliling ke pemukiman warga.

‎Salah satu pengisian air bersih terlihat di Jalan Peternakan, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.

Di tempat ini puluhan penjual mengisi air bersih itu ke jerigen berwarna biru yang ada di gerobaknya.

"Untuk satu gerobaknya itu kita bayar Rp 8.000. Satu gerobaknya ini isinya 20 jerigen air," ‎kata Nurdin (54), penjual air bersih yang sedang mengisi air di tempat itu, Jumat (22/3/2019).

Nurdin mengatakan nantinya satu jerigen air bersih dijualnya seharga Rp 3.000. Adapun satu jerigen itu berisi sekitar 20 liter air bersih.

Syarif, pedagang air bersih di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (22/3/2019).
Syarif, pedagang air bersih di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (22/3/2019). (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)

Dalam sehari, ia mampu menjual sebanyak 80 jerigen air bersih di wilayah Kapuk.

"Untungnya kelihatanya memang besar, tapi kan banyak juga warga yang pada ngutang, belum lagi kelilingnya yang jauh," kata Nurdin yang lebih dari 25 tahun menjadi penjual air bersih.

Nurdin mengatakan mayoritas penjual air bersih di tempat ini berkeliling pada pagi dan sore hari. Sedangkan pada siang hari mereka memilih beristirahat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved