Wawancara Eksklusif Dewan Pembina Persija Jakarta, Syafruddin: Satgas Antimafia Bola Tak Akan Bubar
Syafruddin memiliki cita-cita besar soal keberlangsungan olahraga Indonesia. Ia ingin sepakbola bangkit serta kinerja Satgas Antimafia Bola.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Komjen Pol (Purn) Syafruddin memiliki cita-cita besar soal keberlangsungan olahraga Indonesia.
Mimpi pria yang menjabat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) agar Indonesia bisa disegani negara-negara lain dalam hal olahraga.
Ia pun mengaku geram ketika salah satu olahraga populer di Indonesia, Sepakbola teracuni dengan adanya segelintir orang yang menuai keuntungan dengan cara mencederai asas dasar olahraga, suportivitas.
Kegeraman Syafruddin bukan tanpa dasar. Kecintaan terhadap olaharga yang sudah ia tanamankan sejak muda jadi landasannya.
Jauh sebelum ia mendapatkan jabatan seperti sekarang ini, Syafruddin muda adalah seorang atlet yang juga pernah membawa nama Indonesia di kancah internasional.
“Olahraga bukan hal yang baru, karena memang saya ketika masih muda juga jadi atlet internasional bahkan yang pertama kejuaraan ASEAN saya pernah ikuti dan talenta hidup saya banyak saya ikuti di olahraga,” kata Syafruddin, Sabtu (23/3).

Berikut petikan wawancara Eksklusif Tribunnews dengan Komjen Pol (Purn) Syafruddin:
Apa yang melandasi Anda melakukan hal itu?
Hampir semua cabang olahraga pernah saya tekuni. Saya pernah jadi atlet, bukan ujuk-ujuk jadi pejabat terus megang olahraga, tapi saya sebelumnya pernah jadi atlet. Atlet sepak takraw, bela diri saya juga pernah.
Apa saja yang pernah Anda lakukan dalam mensuport olahraga Indonesia?
Saya pernah memimpin kontingen jadi bukan hanya Asian Games kemarin tapi di SEA Games 2011 waktu kita tuan rumah. Saya juga pernah pimpin kontingen Indonesia. Di Myanmar juga saya membawa cabang olahraga Indonesia waktu SEA Games 2013, kemudian SEA Games 2017 di Kuala Lumpur.
Saya juga salah satu daripada kontingen sebagai dewan pengawas jadi saya pernah di KONI lima tahun sebagai ketua bidang organisasi dan prestasi, kemudian di Forki (Federasi Olahraga Karate Indonesia) lima tahun, ketua umum Wadokai karate lima tahun, jadi banyak.
Sampai sekarang semua yang pernah saya ketuai saya menjadi dewan pembina, termasuk Jetski. Di bola juga saya dua kali jadi dewan pembina, dua kesebelasan berbeda; Bhayangkara FC dan Persija Jakarta.

Anda masih menjadi dewan pembina Persija. Kenapa Anda masih tetap bertahan ditengah kisruh mafia bola?
Ya, karena saya masih punya keinginan bahwa saya kan menganggap bahwa dunia olahraga khususnya sepakbola Indonesia sedang bangkit sekarang, terutama dukungan dari masyarakat yang sangat tinggi antusiasmenya. Kemudian pemain-pemain muda kita sudah punya talenta bagus, jadi harapan itu akan terus ada dalam diri saya. Indonesia akan jaya di sepakbola.