Pilpres 2019

Berpotensi Memecah Belah, Profesor UI dan LIPI Kritik Jokowi Ajak Pendukung Pakai Putih-putih

"Imbauan ini berpotensi memecah-belah dan meng-hadap-hadap-kan pemilih berbaju-putih dengan pemilih berbaju non-putih," tulis Tamrin

Editor: Erik Sinaga
Instagram Jokowi
Unggahan Jokowi, Sabtu (23/3/2019). 

TRIBUNJAKARTA.COM- Ajakan Jokowi kepada pendukungnya untuk pakai pakaian putih-putih berpotensi menciptakan kekerasan dan persekusi saat hari pencoblosan. Ajakan itu dinilai melanggar UU Pemilu.

Ajakan Presiden Joko Widodo alias Presiden Jokowi kepada pendukungnya untuk memakai baju putih pada 17 April 2019 dikritik dua guru besar.

Kedua guru besar atau profesor tersebut adalah Prof Dr Tamrin Tomagola dan Prof Syamsuddin Haris.

Tamrin Tomagola adalah guru besar sosiologi Universitas Indonesia sedangkan Syamsuddin Haris adalah guru besar politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Sebagai Calon Presiden Nomor 01, Presiden Jokowi ajak pendukungnya pakai kemeja putih pada hari pencoblosan, yakni Rabu (17/4/2019). 

"Jangan lupa, saya ingatkan, tanggal 17 April itu kita pakai baju putih," ujar Jokowi seperti ditulis Kompas.com, Selasa (26/3/2019).

Ajakan itu Presiden Jokowi itu, dalam pandangan sosiolog Tamrin Tomagola, berpotensi memecah belah.

"Imbauan ini berpotensi memecah-belah dan meng-hadap-hadap-kan pemilih berbaju-putih dengan pemilih berbaju non-putih," tulis Tamrin Tomagola di akun twitternya, Rabu (27/3/2019).

Tamrin Tomagola justru mempertanyakan apakah Presiden Jokowi sadar bahwa ajakan tersebut juga bisa berujung terjadi konflik kekerasan.

Simak cuitan Tamrin Tomagola secara lengkap berikut ini. 

Tamrin Tomagola‏ @tamrintomagola Mar 27: Benarkah @jokowi imbau pendukungnya berbaju-putih saat ke TPS pada Rabu, 17 April 2019 ?

Imbauan ini berpotensi memecah-belah dan meng-hadap-hadap-kan pemilih berbaju-putih dgn pemilih berbaju non-putih. Sadarkah bhw polarisasi hitam-putih berujung konflik-kekerasan?

Cuitan Tamrin Tomagola itu kemudian mendapat komentar dari Prof Syamsuddin Haris.

Menurut Syamsuddin Haris, imbauan Presiden Jokowi itu sangat tidak bijak. 

Penyeragaman, baik itu baju, atribut, maupun pikiran, sangat bertentangan dengan semangat merayakan keberagaman, 

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved