Pilpres 2019
Kapolres Pamekasan Bantah Ada Pengadangan Terhadap Maruf Amin
Teguh menegaskan, massa pendukung 02 hanya berdiri di pinggir jalan sambil membentangkan poster.
Akhirnya, polisi membantah adanya kejadian massa pendukung capres-cawapres urutan 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mencegat rombongan cawapres nomor urut 01 yakni Maruf Amin dihadang, saat berkunjung ke Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Senin (1/4/2019).
TRIBUNJAKARTA.COM- Sebagaimana diungkap Kompas.com, saat itu, Maruf Amin sedang dalam perjalanan hendak berziarah ke makam leluhurnya di Desa Jambringin, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan.
"Tidak ada penghadangan. Anggota Polri melakukan pengamanan, sehingga jalur bisa dilalui Ma'ruf Amin dengan lancar," kata Kapolres Pamekasan AKBP Teguh Wibowo melalui pesan WhatsApp, Senin malam.
Teguh menegaskan, massa pendukung 02 hanya berdiri di pinggir jalan sambil membentangkan poster.
Mereka tidak sampai melakukan penghadangan.
Sementara itu, pantauan Kompas.com, Ma'ruf bersama isterinya, Wury Estu Handayani, beserta rombongan batal berziarah dan tiba di rumah kerabatnya, KH Lukman Hikam, pada Senin.
KH Lukman Hikam masih keturunanan Pangeran Suhra atau akrab disapa dengan Pangeran Langgar atau Siding Langgar.
Sebelum mantan Rais Aam PBNU ini tiba di tujuan, dari jarak satu kilometer dari tempat tujuan, terdapat puluhan orang meneriakkan nama Prabowo sambil membentangkan poster bergambar Prabowo-Sandi.
Sementara itu, Jakfar Sodiq, panitia penyambutan Ma'ruf Amin, menuding, massa pendukung Prabowo itu bukan berasal dari Desa Jambringin.
Mereka berasal dari desa-desa lain yang sengaja diorganisasi untuk menyambut kedatangan Ma'ruf Amin.
"Saya lihat mereka dari luar desa Jambringin."
"Ada yang saya kenal. Setelah saya suruh pulang, mereka malu dan langsung pulang," kata Jakfar. (Taufiqurrahman)
Tautan asal
Sementara itu, diungkap sebelumnya, Jokowi kembali berkeluh kesah soal dirinya yang selama 4,5 tahun terakhir selalu dihadapkan dengan hinaan, cacian, hingga celaan.
Menurutnya, menghadapi hinaan, celaan, serta beragam fitnah yang ditujukan kepadanya, termasuk melalui media sosial, sudah menjadi makanan sehari-hari.