Pemilu 2019
Kritik Yenny Wahid Atas Penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019
Yenny mengatakan, Indonesia adalah negara pertama yang menggelar Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) secara bersamaan
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA - Penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019 mendapat apresiasi dari putri kedua Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid.
Yenny mengatakan, Indonesia adalah negara pertama yang menggelar Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) secara bersamaan.
Bahwa masih terdapat kekurangan pada prosesnya, ia menilainya sebagai sesuatu yang wajar.
Sebab, ujar dia, Indonesia sebagai negara demokrasi masih sangat muda dibandingkan negara-negara lainnya.
"Tapi pencapaian kita luar biasa. Tidak ada loh negara lain yang menyelenggarakan Pemilu secara serentak. Hanya di Indonesia," katanya usai mencoblos di TPS 076, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).
Menurut dia, proses untuk dapat menggelar Pemilu serentak sangat rumit, sampai-sampai logistik harus dikirim ke daerah-daerah terpencil.
• Prabowo-Sandi Ungguli Jokowi-Maruf di TPS Tempat Wiranto Mencoblos
• Prabowo Subianto: Hasil Quick Count Kita Menang 52,2 Persen
• VIDEO Proses Penghitungan Suara di TPS Kelurahan Glodok
"Ini semua prestasi buat bangsa kita, kita harus bangga, semua yang terlibat harus bangga. Jangan dinodai dengan emosi-emosi," tutur Yenny.
Terlepas dari apresiasinya, Yenny masih memiliki satu catatan untuk Pemilu Serentak 2019. Menurutnya, anggaran penyelenggaraan Pemilu masih dapat ditekan.
"Ke depan adalah bagaimana Pemilu Serentak ini bisa lebih efisien, praktis, dan lebih mengakomodir berbagai aspirasi di masyarakat," pungkasnya.
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menganggarkan Rp 25,59 triliun untuk Pemilu Serentak 2019. Nominalnya naik 61 persen ketimbang penyelenggaraan lima tahun lalu yang sebesar 15,62 triliun.