Pemilu 2019
Pamer Tinta Biru di Jari Kelingking, Wiranto: Kalah Menang Soal Biasa
"Kalah menang soal biasa. Yang penting jangan sampai ada satu ekspos yang prematur. Ada pawai-pawai," kata Wiranto.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto mengatakan kalah menang dalam Pemilihan Umum (Pemilu) ialah persoalan biasa.
Hal ini dirinya ungkapkan usai menggunakan hak suaranya di TPS 19, Bambu Apus, Jakarta Timur.
Sekira pukul 08.40 WIB, Wiranto tiba di lokasi didampingi sang istri, Rugaiya Usman.
"Kalah menang soal biasa. Yang penting jangan sampai ada satu ekspos yang prematur. Ada pawai-pawai, ada syukuran tapi melibatkan masyarakat banyak di lapangan, itu kita cegah dan kita sampaikan ke publik lewat beberapa media kemarin," jelas Wiranto, Rabu (17/4/2019).
Wiranto bersama Uga datang dengan menggunakan pakaian putih.
Dirinya mengatakan jika itu merupakan seragam dinasnya sehingga tidak memiliki maksud tertentu.
Tak lupa Wiranto memberikan tanggapan tentang kondisi TPS 19 yang bagus, aman dan rapi selama pencoblosan berlangsung.
• Perlu Banyak Waktu Buka Surat Suara, Presiden PKS : Mudah-Mudahan Nggak Salah Coblos
"Ya memang banyak. Resiko dari Pemilu serentak kan masyarakat harus mempunyai banyak pilihan. Tapi saya kira karena sosialisasi sudah cukup jadi masyarakat sudah paham. Karena saya lihat tadi juga mudah sekali dan dibimbing juga oleh petugas TPS. Saya kira bagus sekali, di TPSnya juga rapi sekali yang antri juga bagus dan pelaksanaannya juga bagus," sambungnya.
Baginya apa yang dipilih saat dibalik kotak suara merupakan rahasia masing-masing pribadi tiap orang.
Pantauan TribunJakarta.com, ketika selesai mencelupkan jari kelingking ke dalam tinta, Wiranto sempat membuat lelucon dengan mengatakan setelah ini dirinya akan ke restoran.
Sebab pada hari ini terdapat beberapa restoran maupun mall yang memberikan diskon hanya dengan memperlihatkan jari sebagai bukti pencoblosan.
