Pemilu 2019
Massa Pendukung Kedua Paslon Presiden Geruduk GOR Tanah Abang
Mereka datang untuk meminta kejelasan atas dugaan tidak sterilnya tempat penyimpanan kotak suara yang berada di GOR tersebut
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Kegaduhan sempat terjadi di lokasi penyimpanan kotak suara Kecamatan Tanah Abang yang berada di Gelanggang Olahraga (GOR) Tanah Abang, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Pasalnya, kedua kubu pasangan calon (paslon) Presiden nomor urut satu dan dua mengganggap lokasi penyimpanan surat suara tidak steril.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, puluhan orang tampak mendatangi tempat penyimpanan kotak suara di GOR Tanah Abang.
Mereka datang untuk meminta kejelasan atas dugaan tidak sterilnya tempat penyimpanan kotak suara yang berada di GOR tersebut.
Sejumlah petugas kepolisian dan TNI tampak sudah berjaga di sekitar area GOR tersebut.
Aparat kepolisian juga tampak melakukan mediasi antara kedua kubu paslon dan pihak Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Tanah Abang.
Anggota PPS Karet Tengsing Bambang Trimargono mengatakan, peristiwa ini dipicu oleh kesalahpahaman dan kedua kubu paslon menduga KPU tidak steril.
"Cuma missed understanding saja, disangka KPU ada muatan tidak netral. Intinya mereka minta sterilisasi dan (tempat penyimpanan) dijaga," ucapnya, Jumat (19/4/2019).
• Pemilu di Jakarta Barat Diwarnai Tak Adanya Surat Suara Presiden Hingga Surat Suara DPRD Tertukar
• Ketua PPK Gambir Ungkap Cerita Menyenangkan Selama Menjadi Panitia Pemilu
• Viral Anak Terjepit Eskalator di Baywalk Mall Pluit, Ini Kronologinya
Ia menjelaskan, peristiwa ini bermula dari viralnya semua foto yang menunjukkan adanya orang di dalam ruang penyimpanan kotak suara.
Padahal, ia menyebut, orang tersebut merupakan petugas ppk yang sedang melakukan pengecekan sebelum penghitungan suara dilakukan.
"Ya namanya monitoring kan kalau ada yang tidak baik kan diperbaiki oleh petugas, nah itu di foto dan jadi obyek," ujarnya.
"Bukan data yang diperbaiki tapi kotak yang diperbaiki dan itu di foto. Jadi ada dugaan seolah kami merubah padahal tidak," tambahnya.