Banyak KPPS Gugur di Pemilu Serentak, Wakil Wali Kota Tangsel Harap Pileg dan Pilpres Dipisah

Satu di antara 90 orang itu berada di Tangsel, almarhum Hanafi (49) ketua KPPS TPS 50, Jurang Mangu Timur, Pondok Aren, Tangsel.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Jaisy Rahman Tohir
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie, selepas menghadiri deklarasi damai pasca Pemilu 2019 di Mapolres Tangsel, Selasa (23/4/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNKAKARTA.COM, SERPONG - Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie, prihatin atas banyaknya jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang gugur setelah melaksanakan tugasnya.

Seperti diketahui, per Senin (22/4/2019) KPU RI merilis jumlah petugas KPPS gugur mencapai 90 orang.

Satu di antara 90 orang itu berada di Tangsel, almarhum Hanafi (49) ketua KPPS TPS 50, Jurang Mangu Timur, Pondok Aren, Tangsel.

"Kita sangat prihatin dengan gugurnya, bukan hanya petugas KPPS, dari unsur Polri juga ada, dari unsur TNI juga ada, yang meninggal karena semuanya melakukan pengorbanan," ujar Benyamin Davnie selepas menghadiri deklarasi damai pasca Pemilu 2019 di Mapolres Tangsel, Selasa (23/4/2019).

Selain prihatin, Benyamin Davnie mengakui pelaksanaan pesta demokrasi kali ini luar biasa karen menggabungkan pemilihan legislatif dan eksekutif.

"Tapi memang kita sudah mendengar banyak komentar, tapi memang ini dahsyat, pemilihan legislatif dan pemilihan eksekutif dijadikan satu, ini hanya satu-satunya di dunia," ujarnya.

Melihat dampak gugurnya banyak anak bangsa, Benyamin berharap Pemilu selanjutnya dipisah antara legislatif dan eksekutif.

Ketua KPPS di Sleman Ditemukan Tewas Gantung Diri: Masalah Keluarga dan Tak Terkait Pemilu 2019

9 Polisi yang Gugur Selama Pemilu Naik Pangkat, KPU Dibanjiri Karangan Bunga Sebagai Dukungan

Mahfud MD: Deklarasikan Diri Sebagai Presiden Terpilih Boleh, Asal Tidak Lakukan Aktivitas Presiden

"Mungkin ke depan kalau menurut hemat saya, pemilihan ini dipisahkan antara eksekutif dan legislatif, jadi supaya rentan waktu yang dimiliki cukup," ujarnya.

Politikus partai Nasdem itu mengakui efisiensi biaya dari Pemilu Serentak, namun karena waktu yang mepet dampaknya ke kesehatan bahkan sampai merenggut nyawa.

"Memang dari sisi biaya ini efisien, tetapi waktu yang dibutuhkan ya seperti ini," ujarnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved