Pilpres 2019

Refly Harun Ungkap Kemungkinan Transaksi Pasar Gelap di Pemilu 2019, Ini Analisisnya

Pakar tata hukum negara Refly Harun berikan analisisnya mengenai kemungkinan transaksi pasar gelap di pemilu 2019.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Ilusi Insiroh
Kompas.com
Refly Harun 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pakar Tata Hukum Negara, Refly Harun menjelaskan mengenai kemungkinan transaksi pasar gelap di Pemilu 2019.

Hal tersebut diutarakannya saat menjadi narasumber di acara Dua Sisi Tv One dilansir TribunJakarta.com pada Jumat (26/4/2019).

Refly Harun awalnya diminta untuk menilai pelaksanaan pemilu 2019 yang baru saja usai.

"Kalau mau menilai pemilu maka misalnya kita menggunakan piramida. Di bagian bawah adalah kesalahan teknis, berikutnya kecurangan dan intimidasi," ucap Refly Harun.

Refly Harus menegaskan, apabila membahas mengenai teknis berjalannya pemilu 2019 maka pasti banyak kekurangan.

"Jadi kekurangannya itu surat suara tak sampai dan salah input misalnya. Itu terjadi di pemilu yang kompleks ini, tapi persoalkannya terjadi by accident atau by design."

"Kalau memang benar by design, maka kita lompat ke piramida berikutnya yaitu kecurangan," papar Refly Harun.

Meski demikian untuk mengetahui peritiwa Pemilu 2019 yang diduga curang itu harus ada pembuktian.

Fahri Hamzah Antusias Bahas Kecurangan Pilpres 2019, Reaksi Mahfud MD Buat Pembawa Acara Terpingkal

Dicecar Hotman Paris Soal Gaya Pacarannya dengan Vanessa Angel, Bibi Ardiansyah Terpingkal

"Hukum pembuktian sekarang masih berjalan dan belum tanggal 22 Mei. Sekarang kalau mau evaluasi kecurangan maka ia bisa dievaluasi sebelum terlaksananya pemilu 2019 karena kan ada pengaduan dan bagaimana pelaksanaannya serta diwujudkannya gimana," ungkap Refly Harun.

Namun, Refly Harun kembali mengingatkan tahap proses penyelenggaraan Pemilu 2019 itu belum selesai lantaran hasil Pemilu 2019 masih dihitung sehingga masih mungkin terjadinya kecurangan dalam tahap ini.

"Seperti tahap di PPPK, di KPU Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional. Ini juga tak hanya bicara mengenai Pilpres 2019 tetapi juga Pileg 2019 yang sistemnya proporsional terbuka."

"Saat ini saya katakan, proses Pemilu 2019 memasuki pasar gelap, dimana orang mencari suara untuk menjadi calon dengan suara terbanyak di partai masing-masing," jelas Refly Harun.

"Transaksional?" tanya pembawa acara.

Fadli Zon Sebut Markas Real Count BPN Nomaden, Indra Bekti Bocorkan Suasana War Room TKN

Ditantang Buka Data Real Count Prabowo, BPN: Kami Sedang Berjuang Karena Menemukan Kesulitan

"Ya sangat mungkin terjadi di tahap PPPK dan lainnya karena input data di KPU Kabupaten/Kota dan KPU Provinsi tak diperiksa lagi, untuk itu saya katakan kemungkinan kecurangan sangat banyak tetapi kalau untuk Pilpres 2019 jauh lebih mudah mengawalnya," papar Refly Harun.

Refly Harun
Refly Harun (YouTube/Tv One)

Kemudahan untuk mengawal Pilpres 2019 itu, lanjut Refly Harun, lantaran hanya ada dua paslon yang bertarung.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved