Pilpres 2019

Ibaratkan Pertemuan AHY dan Jokowi Bak Program Tv Ini, J Kristiadi Bikin Ngakak Pembawa Acara

Ketika pengamat ibaratkan pertemuan AHY dan Jokowi bak sebuah program acara ini, sang pembawa acara ngakak.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Ilusi Insiroh
YouTube/Kompas Tv
Pengamat politik J Kristiadi 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pengamat politik CSIS, J Kristiadi memberikan komentarnya terkait Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Zulkifli Hasan yang menemui Jokowi setelah Pilpres 2019.

Dilansir TribunJakarta.com, hal itu disampaikannya dalam acara Sapa Indonesia Malam di Kompas Tv, yang diunggah akun YouTube pada Jumat (3/5).

Di awal perbincangan, J Kristiadi menyebut AHY, Zulkifli Hasan dan Jokowi merupakan tokoh-tokoh yang bisa memberikan sinyal kepada rakyat Indonesia bahwa kompetisi bukanlah sebuah permusuhan.

"Kita memang berlawanan tetapi bukan musuh. Kalau musuh itu harus dibinasakan dengan cara apapun, tetapi kalau lawan tidak sehingga pertemuan itu memiliki makna dalam sekali," ucap pengamat.

J Kristiadi mengatakan, tak ada dalam politik yang mengenal permusuhan. Yang ada hanyalah terkadang berkompetisi didalam politik dan terkadang bersama-sama.

"Hal ini bisa mengembalikan kita kepada pakem kedaulatan rakyat bahwa di tiap kompetisi itu bukanlah musuh yang harus dibunuh, itu hanya lawan saja yang suatu saat menjadi kawan," ungkap pengamat.

Sebut Persahabatan Berlanjut, Hotman Paris Berkelakar Takut Diunfollow Lagi saat Resepsi Syahrini

Ingin Lulus Tes Sekolah Kedinasan 2019? Ini Teknis, Passing Grade hingga Kisi-kisi Soal Seleksi

Menurut J Kristiadi, prinsip yang seharusnya dilihat elite partai politik yakni adanya kegembiraan rakyat dengan pertemuan AHY, Zulkifli Hasan dan Jokowi itu.

"Makna yang seharusnya dibangun dari pertemuan itu adalah tidak adanya permusuhan yang harus saling mengabisi," papar pengamat.

Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Presiden Jokowi.
Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Presiden Jokowi. (Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)

J Kristiadi pun meminta kepada media di Indonesia untuk memaknai pertemuan Jokowi dengan AHY dan Zulkifli Hasan sebagai arti yang baik dan bukan menilai dengan sebuah permusuhan lantaran perbedaan dukungan politik.

"Media seharusnya juga tak larut didalam pertarungan yang seakan-akan kita saling memusnahkan. Ternyata mereka itu tokoh yang hebat meski musuhan habis-habisan tetapi masih bertemu," ungkap pengamat.

CEK SEKARANG! Update Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo Sabtu 4 Mei Pukul 07.00 WIB

Bahas Hasil Ijtima Ulama 3 dengan GNFP, Tanggapan TGB Disambut Tepuk Tangan Penonton

J Kristiadi kemudian menilai pertemuan Zulkifli Hasan, AHY dan Jokowi dengan mengibaratkan dengan sebuah adegan 'keras' di program acara sebuah televisi.

"Contohnya begini saja, ada televisi yang selalu menampilkan acara yang sangat keras setiap Sabtu pukul 10.00 malam."

Pengamat politik J Kristiadi
Pengamat politik J Kristiadi (YouTube/Kompas Tv)

"Acara itu menampilkan adegan keras habis-habisan tetapi setelah hancur-hancuran, orang yang terlibat di adegan tersebut berpelukan. Itu kan contoh yang cukup lama," imbuh pengamat.

Pengamat itu kembali menegaskan, pertemuan AHY, Zulkifli Hasan dan Jokowi itu merupakan hal yang baik.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved