Kisah Iwan Jadi Saksi Pemilu Pasca-Kecelakaan Sang Anak, Kawal Suara Staf Ahok Ima Mahdiah
Menjadi seorang saksi dalam Pemilu 2019 dipilih Iwan Mulyadi, seorang ayah dari tiga anak yang tinggal di Rawa Belong, Jakarta Barat.
Penulis: Leo Permana | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Leo Permana
TRIBUNJAKARTA.COM, GROGOL PETAMBURAN - Menjadi seorang saksi dalam Pemilu 2019 dipilih Iwan Mulyadi, seorang ayah dari tiga anak yang tinggal di Rawa Belong, Jakarta Barat.
Iwan mengaku sudah berpengalaman menjadi saksi dalam Pemilihan Umum Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta tahun 2017, untuk pasangan Basuki Tjahaja Purnama (BTP)-Djarot Saiful Hidayat.
Ia beralasan mau menjadi saksi dalam pemilu berawal dari musibah yang menimpa anak ketiganya.
Iwan bercerita bahwa anaknya tersebut yang saat itu berusia 1,5 bulan mendapat musibah kecelakaan.
Saat itu, Iwan kesulitan biaya pengobatan rumah sakit.
Hingga salah satu RS menyarakannya untuk mengurus Kartu Jakarta Sehat (KJS)
"Waktu itu saya pernah dapat musibah anak saya kecelakaan (saat) umur satu bulan setengah tiba-tiba sakit itu biru, sedangkan saya tidak punya KJS tempo hari," katanya saat ditemui di Grogol Petamburan, Sabtu (4/5/2019).
"Jadi menurut dokter setempat waktu itu kan langsung dibawa ke Unit Gawat Darurat di RS Budi Kemuliaan sempat ditolak, terus dialihkan ke RS Harapan Kita. Di sana diminta DP Rp 15 Juta saya balik lagi, yaudahlah saya pasrah tiba-tiba memang Allah juga kasih pertolonganlah kepada keluarga saya, akhirnya ada dokter yang baik dan turun ke bawah tuh, Pak coba bapak urus saja KJS, kalau tidak sore ya besok pagi," lanjut dia.
Setelah mendapat saran dokter, Iwan pun mengurus KJS dari tingkat kelurahan, kecamatan hingga tingkat kota.
Ia mengaku tidak menemui kesulitan saat mengurus KJS.
Bahkan, Lurah pun menyempatkan waktunya untuk menandatangani berkas miliknya.
"Akhirnya saya urus tingkat kelurahan, kecamatan itu dipermudah banget sampai ke tingkat kota. Yaudah akhirnya dipermudah banget lah sampai Lurah pun (yang) mau jalan menyempatkan tanda tangan di kaca, itu masih Jokowi-BTP Gubernurnya," ucap Iwan.
Dari sanalah Iwan mengaku terketuk hatinya untuk memperjuangkan pemimpin yang harus diperjuangkan tersebut.
Ia pun membagikan pengalamannya tersebut kepada rekan atau koneksinya.