Warga Batuceper Menghalau Truk yang Dianggap Merusak Lingkungan

polusi yang disebabkan truk tersebut dinilai membuat lingkungan tidak sehat mulai dari polusi makanan, hingga jalan menjadi rusak parah

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Ega Alfreda
Penghalauan truk bertonase berat di kawasan Kebon Besar, Batuceper oleh warga setempat, Selasa (7/5/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, BATUCEPER - Jengkel dengan truk bertonase berat yang wara wiri di kawasan Batuceper, Kota Tangerang, warga pun memblokade jalan pada Selasa (7/5/2019).

Panas terik matahari di bulan Ramadan tidak menghalangi niatan puluhan warga untuk menghalau truk-truk yang masih nekat melintas di jalan raya sekitaran Batuceper di siang bolong.

Padahal sesuai dengan Perwal 30 tahun 2012, truk bertonase berat dilarang melintas dari di jalan protokol pada siang hari dan diperbolehkam melintas dari pukul 20.00 WIB hingga 05.00 WIB.

"Kami warga Kebon Besar, Batuceper menolak truk tanah," tulisan yang ada di dalam spanduk-spanduk warga.

Haji Barok, koordinator aksi mengatakan, dirinya beserta puluhan warga terpaksa melakukan aksi penghalauan karena sudah merasa terganggu dengan truk yang tidak menaati peraturan yang ada.

Waktu Pelayanan Samsat Cikokol Mengalami Perubahan Selama Bulan Suci Ramadan

Pengurus Masjid Siapkan 1.000 Nasi Boks untuk Jemaah yang Itikaf di Istiqlal

Anies Baswedan Pastikan Stok Persediaan Bahan Pokok Selama Ramadan Stabil

Sebab, polusi yang disebabkan truk tersebut dinilai membuat lingkungan tidak sehat mulai dari polusi makanan, hingga jalan menjadi rusak parah.

"Sudah tidak steril, makanan sudah tidak ada yang sehat. Jalanan bagus jadi rusak gara-gara mereka. Terganggu sekali, terganggu, kenyamanan terganggu," kata Barok di Batuceper.

Berangkat dari persoalan sosial tersebut, warga Kebon Besar, Batuceper pun terpaksa menghalau truk yang masih nekat melintas pada siang hari.

"Kita tidak nahan tapi menghalau, yang penting jangan sampai lewat sini. Mau lewar mana saja terserah. Kita Mengalau dari ujung pintu air 10 karena Sering terjadi kemacetan bahkan kecelakaan," kata Barok.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved