Cerita Keranda Berbobot 100 Kg di Bali: Tertulis 1929 dan Butuh 8 Orang Bawa Jenazah
Kampung Jawa di Dusun Wanasari, Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara memiliki keranda mayat bersejarah.
TRIBUNJAKARTA.COM, DENPASAR -- Kampung Jawa di Dusun Wanasari, Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara memiliki keranda mayat bersejarah.
Keranda tersebut berada di TPU Wanasari Maruti 13.
Untuk membawa keranda mayat saja, diperlukan sebanyak delapan orang. Kayu tua ini terlihat kokoh hingga saat ini.
Sayangnya, hingga kini asal-usul sejarah keranda ini belum terungkap.
Wakil Ketua Yayasan Pemakaman Muslim Wanasari Maruti 13, Sumartono (60) mengatakan, keranda ini merupakan salah satu bukti otentik terkait sejarah keberadaan Kampung Jawa di Bali yang masih ada.
Namun dalam mengungkap klausul awal mula sejarahnya, pihaknya masih menemui sejumlah kendala, khususnya soal minimnya saksi atau pelaku sejarah.
''Hingga saat ini kita belum ada data pasti soal sejarah keranda ini. Saksi sejarah para tetua kita di sini sudah meninggal semua,'' ungkapnya kepada Tribun Bali, Selasa (7/5).

Sejatinya masih ada tetua generasi kedua yang mengetahui kronologi sejarah Kampung Jawa.
Namanya Subandi.
''Tapi beliau sekarang sudah sakit-sakitan dan sudah agak pikun. Kami juga kesulitan mau ngumpulin data validnya,'' ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya dalam waktu dekat berencana menyusun data sejarah tertulis terkait semua hal terkait asal-usul Kampung Jawa, termasuk keranda jenazah yang disebut legendaris ini.
''Nanti kedepan kita memang berencana akan menjadikan keranda ini semacam kita museumkan juga. Untuk sejarah tertulisnya dalam waktu dekat akan kita susun, biar valid,'' kata pria asli kelahiran Denpasar ini.
Seperti pada umumnya, keranda jenazah ini berukuran standar 3x1 meter terbuat dari kayu jati dan dicat warna hijau.
Kondisinya sendiri masih terlihat kokoh, tanpa ada tanda dimakan usia.
Pada bagian depan tudung, terdapat ukiran angka yang merujuk pada tahun pembuatan bertuliskan angka 1929.