Karyawan RSUP Fatmawati Gelar Unjuk Rasa, Aris Harus Menunggu Lama untuk Dilayani
Aksi unjuk rasa yang dilakukan puluhan karyawan RSUP Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (27/5/2019), berdampak terhadap para pasiennya.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Satrio Sarwo Trengginas
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Aksi unjuk rasa yang dilakukan puluhan karyawan RSUP Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (27/5/2019), berdampak terhadap para pasiennya.
Aksi itu membuat pasien terbengkalai. Mereka harus menunggu lama hingga akhirnya mendapat pelayanan.
"Lumayan lama saya nunggunya, dua jam lebih kayaknya. Ini kan demo dari jam 10.00-12.00," kata Aris, yang mengantarkan anaknya berobat.
Ia mengaku tengah menunggu proses administrasi sebelum anaknya melakukan tes darah.
"Rencananya mau ambil darah dulu, besok baru kemoterapi. Kasian banyak yang terbengkalai juga tadi," tuturnya.
"Sebenarnya demo-demo gini kan bikin jelek nama rumah sakitnya sendiri. Apalagi masalahnya internal," lanjut dia.
Unjuk rasa yang dilakukan karyawan adalah untuk mempertanyakan nominal tunjangan hari raya (THR) yang mereka terima.
• Sama-sama Pernah Beri Informasi Salah di Twitter, Mustofa Nahrawardaya & Ulin Yusron Berbeda Nasib
• Terungkap 6 Dalang Kerusuhan 22 Mei, IPW Sebut Tokoh Dibelakangnya Terlalu Kuat
• Jasamarga Luncurkan Travoy, Aplikasi yang Diharapkan Mampu Akhiri Penderitaan Pemudik
"Kembalikan uang THR kami," demikian bunyi tulisan pada kertas putih yang dibawa karyawan.
"Kenapa THR kami turun," tulis selebaran lainnya.
Di samping itu, terdapat juga tulisan yang meminta Dirut Keuangan RSUP Fatmawati diganti.
Kepala Instalasi Promosi Kesehatan dan Kehumasan, Atom Kadam mengatakan, apa yang dilakukan para karyawan bukan demo, melainkan hanya menyampaikan aspirasi.
"Ya biasa lah kalau karyawan menyampaikan aspirasinya," ucap Atom.
Namun, ia tak menampik jika karyawan RSUP Fatmawati belum menerima THR dalam jumlah penuh.
"Karyawan hanya dapat Rp 500 ribu, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi sebenarnya nanti dicicil sampai bulan Juli, totalnya Rp 2 jutaan," jelasnya.
