VIDEO Melihat Motor Becak di Kawasan Kemayoran Jakarta Pusat
Label kendaraan beroda tiga bukan hanya tersemat pada bajaj dan becak saja.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Satrio Sarwo Trengginas
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, KEMAYORAN - Label kendaraan beroda tiga bukan hanya tersemat pada bajaj dan becak saja.
Tapi juga pantas disematkan kepada Motor Becak alias Mobec yang masih eksis di kawasan Kemayoran Jakarta Pusat.
Pengemudi Mobec, pak Sus, mengatakan sudah lebih dari sepuluh tahun mengendari Mobec setiap harinya.
Mobec ini, kata dia, memiliki keunikan tersendiri bila dibanding dengan bajaj dan becak.
"Mobec ini ya bisa dibilang gabungan dari motor, becak, dan bajaj ya. Itu dia uniknya, kalau becak kan digowes, kalau ini di-gas kayak motor," kata pak Sus, di Jalan Kepu Barat, Kemayoran Jakarta Pusat, Rabu (29/5/2019).
• Fadli Zon Anggap Aneh Tersebarnya Manifes Penerbangan Prabowo Subianto
• Cerita Pengemudi Motor Becak di Kawasan Kemayoran Jakarta Pusat
• Ikuti Mudik Gratis PT Pertamina, Pemudik Berangkat Usai Sahur
Sistem kerja dari Mobec ini, lanjutnya, mirip seperti sepeda motor.
"Hanya saja memang bentuknya yang berbeda. Tempat duduk penumpangnya mirip kayak becak, bisa muat dua orang sama satu anak kecil," jelas pak Sus yang mengenakan kaos merah.
Pria asal Brebes, Jawa Tengah ini menyebut rute Mobec hanya melintasi jalanan di kawasan Kemayoran Jakarta Pusat.
"Rutenya ya paling kawasan Kemayoran saja, kayak ke Pasar Nangka, Pasar Jiung, masih di kawasan Kemayoran," ucapnya.
Tarif Mobec sendiri, kata pak Sus, dimulai dari harga Rp5 ribu sampai Rp10 ribu.
"Paling murah lima ribu dan paling mahal ya sepuluh ribu. Tergantung jaraknya sih ya, cuma ya paling mahal memang sepuluh ribu, murah, adem lagi ada tutupannya," ujar pak Sus.
Biasanya, pak Sus mulai beroperasi sejak pukul 06.00 WIB hingga 19.00 WIB.
Dia mengatakan, armada Mobec ini berjumlah sekitar lebih dari sepuluh di kawasan Kemayoran Jakarta Pusat.
"Itu pun punya orang Mobec-nya. Saya sama teman-teman yang lain masih setorang ke pemiliknya. Sehari dua puluh ribu setorannya (Rp20 ribu)," tutur pak Sus.