Sesak Napas Selama 26 Tahun, Mahfuzy Sembuh Jadi Pengikut Ajaran Winardi yang Mengaku Imam Mahdi

"Disini gak ada ritual ini-itu, semuanya sesuai dengan Al-quran," kata Mahfuzy.

Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA
Mahfuzy dijumpai wartawan di padepokan milik Winardi pria yang mengaku sebgai Imam Mahdi. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, SAWANGAN - Mahfuzy adalah satu diantara puluhan pengikut ajaran di padepokan milik Winardi, pria yang saat ini tengah ramai diberbagai pemberitaan usai mengaku sebagai Imam Mahdi.

Dijumpai wartawan di padepokannya, Mahfuzy bersikeras menganggap bahwa gurunya Winardi adalah sosok yang Imam Mahdi.

Sebelumnya diberitakan, kabar Winardi mengaku sebagai Imam Mahdi tersebar melalui undangan halal bihalal yang disebarkan oleh padepokannya.

Mahfuzy menuturkan, awal mula dirinya bergabung dengan padepokan tersebut dan menjadi murid Winardi berawal dari usahanya mencari pengobatan.

Setelah berobat ke berbagai tempat, Mahfuzy mengatakan belum ada satupun orang yang bisa menyembuhkan penyakitnya.

"Saya terus terang saja dari kecil sakit, bahkan sesak napas sampai 26 tahun. Berobat sana sini gak sembuh, ketika datang kesini saya diperkenalkan dengan ajaran ajaran yang selurus-lurusnya, alhamdulillah saya sembuh," ujar Mahfuzy di rumah Winardi, Sawangan, Kota Depok, Kamis (30/5/2019).

Tahun 2014 silam pun akhirnya menjadi momen Mahfuzy memutuskan bergabung dengan padepokan milik Winardi, dan memulai menjalani kehidupan barunya.

Mahfuzy menuturkan, selama bergabung dengan padepokan Winardi tidak ada satupun ajaran agama yang menyimpang menurutnya.

Bahkan, Mahfuzy menuturkan tidak ada sepeserpun biaya yang ia keluarkan untuk bergabung dengan padepokan tersebut.

"Disini gak ada ritual ini-itu, semuanya sesuai dengan Al-quran," kata Mahfuzy.

Saat ini, Mahfuzy mengatakan jumlah pengikut Winardi sudah mencapai sekiranya 80 orang dan berasal dari berbagai daerah.

"Kurang lebih 80, dari Jabodetabek, Palembang, Maduran, Kebumen, Jogja, Cepu, masih banyak yang lain," ujarnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved