13 Tahun Jualan, Pedagang Ini Bisa Anyam 2.000 Ketupat Dalam Sehari

"Jualan ketupat sudah sejak kecil, sudah 13 tahun belakangan ini, biasanya sehari-semalam bisa buat 1.000 sampai 2.000 ketupat," ucapnya

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Dionisius Arya Bima Suci
Argan (kaos hitam), penjual ketupat di lapaknya yang berada di Jalan Palmerah Barat, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (3/6/2019) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG- Tiga belas tahun sudah, Argan (25) berjualan ketupat di Jalan Palmerah Barat, tak jauh dari Pasar Palmerah, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Kelihaiannya menganyam ketupat pun tidak diragukan lagi. Dalam sehari, ia mengaku bisa membuat 2.000 ketupat.

Satu per satu, helaian daun kelapa muda atau yang biasa disebut janur dianyamnya menjadi kotak-kotak segi empat.

"Jualan ketupat sudah sejak kecil, sudah 13 tahun belakangan ini, biasanya sehari-semalam bisa buat 1.000 sampai 2.000 ketupat," ucapnya kepada TribunJakarta.com, Senin (3/6/2019).

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat dekorasi ini mengaku memperoleh daun janur, bahan pembuat ketupat dari kampung halamannya di daerah Serang, Banten.

"Rata-rata di sini yang jualan ketupat deket-deket lebaran itu kerjanya mendekor semua, nah jelang lebaran baru beralih jualan ketupat," ujarnya.

Ia menjelaskan, terpaksa banting setir menjadi pedagang ketupat saat menjelang lebaran lantaran keuntungan yang diperoleh lebih besar ketimbang pekerjaannya mendekor.

"Kalau lebaran gini penghasilan jualan ketupat lebih menjanjikan, lebih banyak yang beli daripada ngedekor. Tahun lalu saja selama tiga hari bisa dapat Rp 3 juta sampai Rp 5 juta," kata Argan.

Cerita Prabowo soal Sosok Ani Yudhoyono, Ungkap Rencana yang Belum Terlaksana: Ternyata Terlambat

Pasokan Pangan Tersedia, PD Pasar Jaya Pastikan Harga Pangan Stabil di Jakarta

Ungkap Masakan Favorit Ani Yudhoyono di Warteg Yogyakarta, Wartawan Senior Buat Pembawa Acara Heran

Meski demikian, ia mengaku, tahun ini penjualan ketupat agak lesu. Pelanggannya menurun dan penghasilannya pun berkurang dibanding tahun lalu.

"Tahun ini agak turun ya, tiga hari jualan saya baru dapat Rp 2,5 juta," ucapnya.

Ia pun menduga, tahun ini lebih banyak masyarakat yang memilih mudik ke kampung halamannya dibanding tahun-tahun sebelumnya sehingga pelanggannya semakin berkurang.

"Enggak tahu ya karena apa, tapi mungkin karena semakin banyak yang mudik jadi pelanggan makin berkurang tahun ini," ujarnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved