Harga Jengkol di Bekasi Merangkak Naik Satu Hari Jelang Lebaran
Memasuki satu hari jelang lebaran, harga jengkol di Pasar Baru Bekasi mengalami kenaikan
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Satrio Sarwo Trengginas
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI TIMUR - Memasuki satu hari jelang lebaran, harga jengkol di Pasar Baru Bekasi mengalami kenaikan, saat ini harga jual panganan tersebut mencapai Rp 80.000 per kilo gram-an.
"Naik hampir dua kali lipat dari harga normal Rp 45.000 per kilogram," kata Wawan pedagang jengkol di Pasar Baru Bekasi, Jalan Ir Juanda, Bekasi Timur, Selasa (4/5/2019).
Wawan menjelaskan, permintaan jengkol saat musim lebaran memang cukup tinggi, banyak warga yang memburu jengkol untuk disajikan pada saat hari raya idulfitri.
"Kalau awal puasa emang biasa aja, tapi pas H-2 sampe sekarang ini makin banyak yang beli," jelas dia.
Untuk kenaikan harga, Wawan menilai hal ini disebebkan lantaran pengiriman pasokan jengkol yang melambat. Jika dalam satu minggu pasokan jengkol dikirim empat hari sekali, belakangan ini berkurang manjadi satu minggu sekali.
"Pemasoknya langsung dari bengkulu, kalau stok si menurut saya enggak kurang cuma pengirimannya aja lambat, karena musim mudik juga kali ya," jelas dia.
• Diledek Boy William Soal Penyanyi Jadi YouTuber, Anji Manji : Kita Harus Beradaptasi
• Pedagang di Pasar Baru Bekasi Ini Sebut Harga Cabai Tembus Rp 80.000 per Kilogram
• Dua Kali Lakukan Penggeledahan, Polisi Sita Sejumlah Barang Milik Pelaku Bom Bunuh Diri di Kartasura
Kenaikan harga jengkol ini diprediksi akan terus bertahan hingga satu minggu selepas lebaran. Wawan tidak menutup kemungkinan pada hari lebaran besok, harga jengkol bisa naik kembali.
"Bisa aja besok naik lagi harganya, tapi biasanya emang Rp 80.000 per kilogram tahun lalu juga segini, kecuali kalau stok langka itu bisa Rp 100.000 per kilogram," ujarnya.
Latifah warga Margahayu mengakatan, hampir setiap tahun dia menyajikan jengkol sebagai hidangan hari raya. Melihat harga jengkol yang cukup tinggi, dia mengaku sangat kecewa dan terpaksa mengurangi jumlah jenis belanjaanya.
"Saya beli setengah (kilogram) aja, kalau harnganya enggak mahal mah bisa beli lebih, tapi kalau orang rumah udah minta pasti beli lagi, emang udah tiap tahun masak jengkol," ujarnya.