Aksi 22 Mei

Inilah Politikus Pendana Kivlan Zen untuk Digunakan Anak Buahnya Beli Senjata Api

Tersangka baru terkait kepemilikan senjata api ilegal untuk aksi 22 Mei dan eksekusi empat tokoh nasional dan satu pimpinan lembaga survei bertambah.

Editor: Y Gustaman
Kompas TV
Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen, memenuhi panggilan penyidik Bareskrim Polri, Senin (13/5/2019). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Tersangka baru terkait kepemilikan senjata api ilegal untuk aksi 22 Mei dan eksekusi empat tokoh nasional dan satu pimpinan lembaga survei bertambah. 

Empat tokoh nasional target pembunuhan, yaitu Menko Polhukam Wiranto, Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen Gories Mere, Kepala BIN Budi Gunawan, dan Menko Kematiriman Luhut Binsar Panjaitan.

Sementara satu pemimpin lembaga survei yang juga menjadi target. Dialah Yunarto Wijaya, Direktur Esekutif Charta Politika.

Tersangka baru yang diungkap polisi adalah HM atau Habil Marati, politikus Partai Persatuan Pembangunan, yang diduga sebagai donatur pembelian senjata untuk eksekusi tokoh nasional.

Polisi menangkap Habil Marati di rumahnya di Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (29/5/2019).

"Tersangka selanjutnya adalah HM, seorang laki-laki beralamat di Jalan Metro Kencana Kelurahan Pondok Pinang. Ditangkap di rumahnya," kata kata Wadir Krimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary Syam Indradi di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2019).

Polisi membeberkan peran Habil Marati yang merupakan pemberi dana kepada tersangka Mayor Jenderal Purnawirawan TNI Kivlan Zen atau KZ. 

"Maksud tujuan untuk pembelian senjata api, juga memberikan uang Rp 60 juta langsung kepada HK untuk biaya operasional dan juga pembelian senjata api," lanjut Ade.

HK adalah Helmi Kurniawan alias Iwan, mantan anak buah Kivlan Zen. Iwan juga yang diminta membeli dua senjata api laras pendek dan dua laras panjang.

Polisi merinci uang Rp 60 juta, di antaranya sebesar Rp 10 juta untuk operasional, dan Rp 50 juta untuk melaksanakan unjuk rasa.

"HM juga memberikan dana operasional sebesar 15 ribu SGD (Rp150 juta) kepada KZ. Kemudian KZ mencari eksekutor yaitu HK dan Udin, dan diberikan target 4 tokoh nasional," imbuh Ade.

Polisi menyita beberapa barang bukti dari tersangka Habil Marati di antaranya ponsel genggam untuk komunikasi dan print out transaski bank.

Peran Kivlan Zen 

Polisi membongkar peran dan hubungan Kivlan Zen dengan para tersangka kepemilikan senjata api ilegal untuk aksi 22 Mei.

Bahkan, Polri memiliki banyak foto pertemuan Kivlan Zen dengan para tersangka di sejumlah tempat untuk merumuskan eksekusi tokoh nasional.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved