Cerita Imigran Pencari Suaka Menginap Berhari-hari di Trotoar Kebon Sirih
Abdul Kadir, imigran asal Somalia mengaku, sudah sembilan hari menginap di trotoar Jalan Kebon Sirih bersama istri dan anaknya.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Beberapa hari belakangan ini, ada pemandangan yang tak biasa di sepanjang trotoar Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat.
Sejumlah imigran asal Afganistan dan Somalia tampak memadati kawasan tersebut, khususnya di depan Menara Ravindo dan Gedung Garuda Indonesia Kebon Sirih.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, tampak para imigran tersebut menggelar tikar dan terpal di atas trotoar.
Beberapa kain pun tampak terpasang di atas pohon guna menghalangi matahari yang cukup menyengat.
Tanpa memperdulikan bisingnya kendaraan yang melintas di kawasan itu, mereka tampak asik bercengkerama satu sama lain.
Beberapa orang wanita pun sibuk menggendong anaknya yang masih bayi. Sementara beberapa orang anak yang lebih dewasa terlihat asik bermain dengan rekan sebayanya.
Abdul Kadir, imigran asal Somalia mengaku, sudah sembilan hari menginap di trotoar Jalan Kebon Sirih bersama istri dan anaknya.
Sebelum tinggal selama beberapa hari di kawasan Kebon Sirih, ia mengaku sempat tinggal selama 1,5 tahun di daerah Kalideres, tepatnya di sekitar Kantor Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim).
Namun, selama tinggal disana, ia mengaku tidak mendapat kejelasan dari pihak imigrasi, sehingga ia berusaha meminta bantuan kepada United Nation High Commissioner for Refugees (UNHCR) yang berkantor di Menara Ravindo, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat.
"Saya sudah disini sembilan hari, sebelumnya di Kalideres 1,5 tahun. Namun dari pihak imigrasi tidak ada kejelasan sehingga kami sekarang berusaha minta bantuan pihak UNHCR," ucapnya, Rabu (3/7/2019).
Selama sembilan hari hidup di atas trotoar Jalan Kebon Sirih, ia mengaku hanya mengandalkan belas kasih masyarakat sekitar yang sering berlalu lalang di kawasan tersebut.
"Kami tidak punya makan, kami tidak punya uang. Saya dikasih makan dan minum oleh orang yang lewat sini," ujarnya.
"Saya memang lapar, tapi banyak orang lokal yang memberi saya makan dan minum," tambahnya menjelaskan.
• Pasca-Lebaran, DKI Kedatangan 37.443 Orang dari Sejumlah Wilayah di Jawa
• Lokasi Pelayanan SIM Keliling di Jakarta Hari Ini, Kamis (4/7/2019)
Meski selama bertahun-tahun belum mendapat kejelasan soal status mereka, namun Abdul Kadir mengaku hal ini lebih baik dibandingkan mereka harus kembali ke negara asalnya.