Warga Khawatir Pemisahan Parkir di Depok Timbulkan Segregasi, Wali Kota Sebut Pengarusutamaan Gender

Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan kebijakan parkir khusus wanita merupakan program pengarusutamaan gender

Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma
Wali Kota Depok Mohammad Idris ketika dijumpai wartawan di Kantor Wali Kota Depok, Kamis (18/7/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, CILODONG - Sejumlah warga yang tergabung dalam kelompok warga cinta Kota Depok, siang ini berdialog dengan Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Depok Sahat Berlian.

Dalam dialog tersebut, sejumlah warga menolak adanya pemisahan parkira antara pria dan wanita di Kota Depok karena dikhawatirkan dapat menimbulkan segregasi.

Sebelumnya diberitakan, parkir khusus wanita memang telah berlaku disejumlah tempat diantaranya di RSUD Kota Depok dan Kantor Wali Kota Depok.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan kebijakan parkir khusus wanita merupakan program pengarusutamaan gender.

"Kebijakan ladies parking itu penyiapan tempat untuk wanita, Kita menghargai mereka dan ini pengarusutamaan gender," kata Idris usai rapat paripurna di Kantor DPRD Kota Depok, Cilodong, Jumay (19/7/2019).

Idris menjelaskan, kebijakan tersebut memiliki teknis yang sama seperti di gerbong kereta commuter line.

"Artinya, teknisnya seperti kereta gitu, ladies gerbong. Jadi kalau perempuan boleh datang ke tempat laki-laki kalau penuh gerbongnya, tapi laki-laki tidak boleh ke tempat perempuan. Bukan pemisahan sama sekali," jelasnya.

Kepala Dinsos Tangerang Selatan Jadi Korban Peretasan, Pelaku Minta Transfer Jutaan Rupiah

Jasad Pria Ditemukan di Dalam Sebuah Mobil yang Terparkir di Kawasan Ciracas

Idris pun menegaskan, kebijakan program tersebut justru menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.

"Justru ini toleransi karena pengarusutamaan gender. Wanita kita hargai potensi kita hargai. Seperti di kantor Wali Kota kita siapkan parkir yang untuk ladies. Kalau ada mobil laki-laki kita tegur disitu. Tapi kalau wanita mau parkir diatas ya silakan. Itu prakteknya begitu. Tapi kita siapkan untuk laki-laki dan khusus perempuan," ucap Idris.

Terakhir, Idris mengatakan saat ini pihaknya tengah memperhatikan perkembangan dari kebijakan tersebut.

"Kita lihat perkembangannya, kalau bagus dan efektif terhadap pengarusutamaan gender akan kita lanjutkan. Ini juga sesuai dengan arahan pusat soal pengarusutamaan gender," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved