Diprotes DPR RI, Angkasa Pura II Evaluasi Landasan Pacu 3 Bandara Soekarno-Hatta
Sebab, sore tadi anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo Soekartono memprotres sejumlah fungsi dari Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG- PT Angkasa Pura II akan mengevaluasi masukan tentang pembangunan dan finalisasi landasan pacu (runway) 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Sebab, sore tadi anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo Soekartono memprotres sejumlah fungsi dari Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Ia menilai seharusnya jumlah aktivitas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta bisa lebih dari 114 pergerakan perjamnya seperti yang ditargetkan Menhub, Budi Karya Sumadi dan Presiden RI, Joko Widodo.
Plt Executive General Manager Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jaya Tahoma mengatakan akan mengkaji masukan dari Bambang.
"Tentu kami akan jadi masukan dan jadi bahan pertimbangan. Ada beberapa aspek yang kami harus pertimbangkan untuk memenuhi kapasitas itu," jelasnya di Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (31/7/2019).
Sebab, untuk menaikan target pergerakan pesawat perjamnya secara otomatis harus menambah Sumber Daya Manusia (SDM) yang ahli di bidangnya.
Juga menambah alat berat untuk menjamin keselamatan penerbangan pesawat baik mendarat atau pun lepas landas di Bandara Soekarno-Hatta.
"Diantaranya dari sisi peralatan, baik dari landasan yang lama dan juga dari sisi SDM dan sistem prosedur akan kami siapkan dengan baik," sambung Jaya.
Menurutnya, runway ketiga tersebut direncanakan dapat dikomersilkan antara tanggal 15 sampai 17 Agustus 2019 sekaligus jadi kado kemerdekaan Indonesia.
"Sudah siap dan sudah dikalibrasi. Beberapa aspek yang terkait diantaranya sosialisasi dengan semua pengguna jasa lebih kepada penerbang sudah kami lakukan beberapa kali," ungkap Jaya.
Namun, secara infrastruktur, anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo Soekartono mengakui bahwa landasan pacu ketiga tersebut sudah mumpuni.
Dalam arti mumpuni untuk menjadi landasan pacu pesawat berbadan besar (wide body) seperti Boeing 777 Airbus 380.
"Karena juga sisi lebarnya sudah cukup seperti garisnya ini 45 meter yang sudah standar Annex. Lebar landasannya sendiri itu sudah sekitar 65 meter sudah standar," tutur Bambang.
• Hari Pertama Pengalihan Arus Simpang BCP, Banyak Pengendara Bingung
• Ini 5 Poin Kesepakatan Kemenkopolhukam, UNHCR dan Dinsos DKI Terkait Nasib Pencari Suaka
• Digugat Karena Cabut Izin Reklamasi Pulau I, Pengacara Pemprov DKI Sebut Ada Cacat Substansi
Hal yang ia soroti adalah target jumlah pergerakan pesawat perjamnya yang ditargetkan pemerintahan pusat yakni 114 pergerakan pesawat.
Menurutnya, mempunyai tiga landasan pacu, Bandara Soekarno-Hatta seharusnya memiliki target yang lebih tinggi bila dibandingkan bandar udara berkelas internasional di negara lain.
"Nah kalau ada tiga runway, berarti harus 150 sampai 180 take off dan landing bukan targetnya adalah 114. Ini yang saya minta kepada stakeholder dan pemerintah untuk merubah target," ucap Bambang.