Jelang Haul Soeharto ke-11, Tutut Ungkap Isyarat Kepergian Ayah Sampai Pesan Soal Kerukunan

Penulis: Kurniawati Hasjanah
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mbak Tutut bersama Presiden Soeharto dan Ibu Tien.

TRIBUNJAKARTA.COM - Jelang penyelenggaran haul Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto pada 28 September mendatang, Tutut mengungkapkan isyarat kepergian sang ayah pada 10 tahun lalu.

Diketahui, Soeharto meninggal dunia pada 27 Januari 2008 atau 18 Muharam 1429 Hijriah.

Berdasarkan informasi yang diterima TribunJakarta.com, haul Soeharto akan jatuh tiap tanggal 18 Muharam.

Jika dihitung berdasarkan penanggalan kalender Islam, maka haul yang akan diselenggarakan esok hari merupakan haul ke-11.

Haul ke-11 Soeharto (Istimewa)

Tutut mengatakan dalam postingan Instagramnya dan website pribadinya, terkait detiK-detik Soeharto meninggalkan keluarga dan dunia untuk selamanya.

Tutut mengisahkan sehari menjelang Soehato wafat, ayahanda memanggil dirinya.

“Wuk, Tutut, sini kamu deket bapak," ungkap Soeharto kala itu.

“Dalem bapak. Bapak ngersaaken menopo. (menginginkan apa),” Tutut mendekat.

“Ora (tidak)… Bapak mau bicara. Dengarkan baik-baik,” imbuh Soeharto.

“Ada apa tho bapak,” jawab Tutut.

Foto Bareng Istri dan Anaknya Saat Liburan di Filandia, Hotman Paris Ngaku Pikirannya Melamun

Banyak Suporter Sepak Bola Indonesia Tewas, Edy Rahmayadi Didesak Bersih-bersih PSSI

Tutut yang merupakan anak sulung Soeharto mendapatkan sebuah isyarat ketika berbicara dengan ayahanda.

“Bapak sudah tidak kuat lagi. Bapak ingin menyusul ibumu,” tutur Soeharto.

“Bapak jangan ngendiko (bicara) begitu, Insya Allah bapak akan sembuh kembali,” tegas Tutut.

Tak hanya isyarat akan kepergiannya, Tutut juga mendapatkan pesan dari ayahanda.

Soeharto berpesan agar tetap rukun dalam keluarga.

Menurut Soeharto, kerukunan akan membawa ketenangan dalam hubungan persaudaraan dan akan memperkuat kehidupan keluarga.

Follow Juga:

“Kamu dengarkan wuk. Kamu anak bapak yang paling besar, sepeninggal bapak nanti, tetap jaga kerukunan kamu dengan adik-adikmu, cucu-cucu bapak dan saudara-saudara semua.

Kerukunan itu akan membawa ketenangan dalam hubungan persaudaraan, dan akan memperkuat kehidupan keluarga.
Selain itu Allah menyukai kerukunan. Ingat pesan bapak…, tetap sabar, dan jangan dendam. Allah tidak sare (tidur),” jelas Tutut seraya menirukan perkataan Soeharto.

Tutut mengaku menangis kala itu dan Soeharto kembali berpesan agar sang anak tak perlu bersedih.

Tak Punya Tempat Tinggal Hingga Baju, Kisah Usman Ojek Sepeda yang Sudah Mengayuh Sejak Era Soeharto

Gatot Nurmantyo, Tommy Soeharto dan 41 Orang Lainnya Mendapat Gelar Bangsawan

Soeharto menyatakan, semua manusia pasti akan kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Meski demikian, kepulangannya itu dengan waktu berbeda.

Soeharto pun berpesan agar Tutut dan anaknya mendoakan ia dan istrinya, Tien Soeharto.

Setelah memberikan beberapa pesannya, Tutut mengatakan kondisi Soeharto memburuk hingga kemudian pada Subuh esok harinya Soeharto dikabarkan kritis.

Tutut pun akhirnya mengumpulkan semua keluarganya di rumah sakit tempat Soeharto dirawat.

Hingga kemudian semua keluarga berkumpul, Presiden ke-2 Indonesia itu menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 13.10 WIB, 27 Januari 2008.

Kepergiaan ayahanda saat itu tak pernah dikira Tutut Soeharto.

"Sesungguhnya apa yang Allah kehendaki, itulah yang akan terjadi," tukas Tutut Soeharto.

Berita Terkini