Peringati Hari HAM, Fadli Zon Sebut Kasus Ahmad Dhani dan Habib Bahar Bukti Penindasan Pemerintah

Penulis: Erlina Fury Santika
Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fadli Zon

"Jangankan menyelesaikan kasus-kasus HAM masa lalu, untuk mengusut kasus Novel Baswedan saja pemerintahan saat ini tdk mampu. Ini sebaiknya dijadikan catatan oleh kita untuk memperbaiki kondisi HAM di masa mendatang," tukas Fadli Zon.

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menggunakan kursi roda saat akan dibawa ke RS Jakarta Eye Center dari RS Mitra Kekuarga, Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (11/4/2017). Novel Baswedan dipindahkan ke RS Jakarta Eye Center untuk menjalani perawatan lanjutan usai dirinya mengalami serangan fisik dari orang tak dikenal dengan menggunakan cairan yang diduga air keras yang membuat Novel Baswedan mengalami luka serius di sekitar wajah (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Dijerat Sejumlah Kasus Hukum, Ini Sosok yang Khawatirkan Ahmad Dhani, Selain Mulan Jameela

Sang Kakak Cerita Kebiasaan Habib Bahar Jika Pulang Kampung ke Manado

Ada Maladministrasi di Polisi, Novel Baswedan Beberkan Pertemuannya dengan Anggota Ombudsman Ini

Mundurnya keadilan ekonomi

Fadli Zon menjelaskan bahwa pemerintah saat ini terlalu mementingkan agenda pembangunan infrastruktur dengan mengesampingkan penegakan HAM.

Ia menyoroti ada satu hal yang luput dari pemerintah soal pembangunan infrastruktur.

"Celakanya, pembangunan infrastruktur itupun lebih banyak didominasi oleh pembangunan jalan tol, yang hanya melayani konsumen tertentu, sehingga gagal menghadirkan keadilan ekonomi. Jangan lupa, keadilan ekonomi adalah bagian dari HAM," tulisnya.

Melalui data BPS bulan November lalu, ia menyebut bagaimana perekonomian Indonesia masih terpusat di Pulau Jawa.

"Kontribusi Pulau Jawa terhadap perekonomian Indonesia yg mencapai 58,57%, padahal tahun lalu angkanya 58,49%. Ini tentu saja tidak bagus," ungkap politikus berusia 47 tahun ini.

"Artinya, pemerintah tidak berhasil mendistribusikan pertumbuhan ekonomi ke luar Pulau Jawa. Pada saat bersamaan, kontribusi ekonomi daerah-daerah lain justru turun. Tahun lalu kontribusi Sumatera masih 21,66%, tahun ini turun menjadi 21,53%," sambungnya.

"Begitu juga dgn Kalimantan, yg kontribusinya turun dari 8,20% menjadi 8,07%. Karena ekonomi kita justru kembali memusat di Jawa, ada problem keadilan dan pemerataan di situ," tandasnya.

Berikut cuitan lengkap dari Fadli Zon.

(TribunJakarta.com/ErlinaFS)

Berita Terkini