Penataan Tanah Abang oleh Gubernur Anies Baswedan Menuai Protes Sopir Angkot
Kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait penataan Tanah Abang menuai protes. ratusan sopir angkot demo
TRIBUNJAKARTA.COM, TANAHABANG - Kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait penataan Tanah Abang menuai protes.
Senin (22/1/2018) ratusan sopir angkutan kota (Angkot) menggelar aksi di depan Balai Kota DKI Jakarta.
Para sopir yang berdemo sambil membawa angkota ini menyayangkan sikap arogan yang dilakukan sejumlah petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta saat menindak sopir angkot yang melintas di sekitar Pasar Tanah Abang.
Tommi, sopir angkot trayek M10 yang ikut berunjuk mengatakan, ia dan sejumlah rekannya cukup sering mendapat perlakukan kasar berbentuk makian dan bentakan yang dilontarkan petugas.
Hal itu terjadi saat angkot M10 yang dikendarainya melintas di sekitar Blok A.
Baca: Politikus Nasdem Ingatkan Gubernur DKI Dampak Negatif Melegalkan Becak
Kepada Tommi, petugas Dishub tersebut mengatakan bahwa jalur itu tak lagi boleh dilintasi setelah ditata Pemprov DKI Jakarta, yakni satu lajur digunakan untuk pedagang kaki lima mulai pukul 08.00-18.00.
Para sopir diminta untuk mengambil rute lain.
"Saya sering dimaki, Pak. Kan mereka bilang enggak boleh lewat, kemarin-kemarin masih boleh. Ya harusnya kan bisa dengan cara baik-baik," ujar Tommi di depan Gedung Balai Kota, Senin siang.
Tommi mengatakan, pelarangan angkot melintas mengakibatkan omzetnya menurun drastis.
Tommi mengaku selama beberapa hari ini tak lagi memberikan uang kepada keluarganya karena sedikitnya penumpang yang didapat.
Tommi mengatakan, selama puluhan tahun menjadi sopir angkot, baru kali ini merasakan kebijakan yang dirasa tidak pro-masyarakat.
"Puluhan tahun saya jadi sopir angkot, asam garam sudah saya dapat. Baru kali ini ada pemerintahan yang gini banget, Pak," ujar Tommi.
Sopir angkot lainnya yang berasal dari trayek M08, Dini juga merasakan hal serupa.
Dini kerap merasakan perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan.