Surat Cinta Dokter Muda dari Papua untuk Zaadit Taqwa, Ketua BEM UI

Zaadit Taqwa mendadak dielu-elukan banyak orang, setelah mengkartu kuning Presiden Jokowi saat menghadiri Dies Natalis ke-68 Universitas Indonesia.

Editor: Y Gustaman
Facebook
Zaadit Taqwa (kiri) dan perjuangan orang di pedalaman Papua (kanan). 

Warganet berselisih pendapat tentang kritik Zaadit dan langkah BEM UI tersebut, di antaranya ada para senior UI yang turut menyumbang masukan.

Sebuah unggahan dari akun Facebook KataKita mendadak viral. "(Bukan) Surat Cinta untuk Zaadit Taqwa," begitu judulnya.

Sedikit bocoran, unggahan tersebut menjelaskan kepada Zaadit soal medan di Asmat.

Berikut lengkapnya:

(BUKAN) SURAT CINTA UNTUK ZAADIT TAQWA

Yang saya kasihi Ketua BEM UI Zaadit Taqwa, gimana kabarnya Dit, sehat?
Cieee Katanya mau dikirim ke Asmat sama Pak Jokowi, makin sehat lah ya..

Gini Dit...
Melihat aksi dan tingkah anda meng ’kartu kuning’ orang nomor satu di Republik ini selama beberapa hari di berbagai media sosial dan elektronik membuat banyak orang geram dan terusik, saya salah satunya (yang tertawa). Namun secara pribadi saya bersyukur. Hal ini membuat saya ingin memberikan gambaran kepada anda mengenai kondisi sesungguhnya di pedalaman papua itu seperti apa. Hal yang sebenarnya malas untuk saya lakukan, tapi demi lo dit...

Pertama-tama saya ingin menyampaikan bahwa hal ini bukan karena unsur politik dan lain sebagainya, tetapi atas dasar apa yang saya rasakan (dan saya yakin sebagian besar masyarakat di papua rasakan) atas kinerja yang telah dan yang sementara dikerjakan pak presiden di bumi cendrawasih 

(walapun sebagai manusia tentu masih ada kekurangan). Karena terus terang dit, saya bahkan tidak mencoblos beliau saat pilpres 2014 kemarin, hal yang kemudian saya sesali dan menjadi aib seumur hidup hehe.

Kondisi Asmat
Kondisi Papua (KataKita)

Ngomong-ngomong salah satu poin aksi yang disampaikan saat dies natalis ui adalah menuntut persoalan gizi buruk di asmat. Namun tahu gak dit, secara umum bagaimana bisa kasus gizi buruk bisa terjadi? 

Menurut unicef

Secara langsung keadaan gizi dipengaruhi oleh ketidak cukupan asupan makanan dan penyakit infeksi. Sedangkan penyebab tidak langsung karena kurangnya ketersediaan pangan pada tingkat rumah tangga, pola asuh yang tidak memadai serta masih rendahnya akses pada kesehatan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat. Lebih lanjut masalah gizi disebabkan oleh kemiskinan, pendidikan rendah dan minimnya kesempatan kerja.

Kondisi Papua
Kondisi Papua (KataKita)

Disini bisa dilihat bahwa munculnya kasus gizi buruk ini merupakan tanggung jawab dari multi/lintas sektor. Namun sialnya yang selalu menjadi kambing hitam adalah sektor kesehatan dengan mengabaikan peran sektor lain. Memang benar bahwa tenaga kesehatan di papua sangatlah kurang, namun bukan hanya itu, tenaga-tenaga ahli lainnya seperti insinyur, guru, dll juga masih sangat kurang. Itu kendala yang pertama. 

Kendala terbesar lain yang ditemui di papua adalah kondisi medan dan geografisnya. Lokasi untuk menjangkau masyarakat di kampung-kampung dan dusun sangat sulit sekali, dimana harus melewati gunung-lembah, melintasi laut, sungai bahkan rawa-rawa. Makanya kasus gizi buruk sendiri dipapua sebenarnya sudah dari dulu terjadi, bukan hanya pada saat era Pak Jokowi. Hal yang tentunya secara tidak langsung coba diatasi saat ini dengan pembangunan infrastruktur guna membuka akses daerah sulit, bandara-bandara dan pelabuhan yang terus dibangun dan diperbesar, harga bbm satu harga (asal mafia diberantas), tol laut, proyek indonesia terang (tempat tugas saya puskesmas Kota 1 Kabupaten Mappi tahun 2017 akhirnya dialiri listrik setelah 72 tahun Republik ini merdeka), 10% saham Freeport ke pemerintah propinsi dll. Fyi, akses internet di Merauke sekarang ga kalah kenceng sama Depok Dit...

Sebagai mahasiswa sebaiknya jangan berkoar-koar yang berlebihan apalagi tanpa mengetahui realita dilapangan. Sementara faktanya bahkan di Depok dan Jakarta saat ini juga masih ditemukan kasus gizi buruk, apalagi papua? Lantas salah siapa? Mungkin lebih elok klo mas kuliah dulu yang benar jadilah orang yang ahli dan berkompeten dibidangnya, nanti klo sudah lulus ajak teman2 yang lain ramai2 datang ke papua dan tunjukkan secara nyata kontribusi kalian sesuai kompetensi yang dimiliki. Bukan hanya Raja Ampat doang taunya..
Melayani di papua itu klo gak pake hati sulit dit, apalagi klo sekedar money oriented. Pasti bakalan dongkol dan menggerutu dalam bekerja sehari-hari. Terutama bagi tenaga medis yang melayani dipedalaman-pedalaman terpencil Papua, makanya tidak jarang ditemui banyak teman-teman yang tidak betah untuk bekerja dan memilih untuk secepatnya pulang, namun tidak sedikit juga yg bertahan dan akhirnya mencintai Papua..

Papua. KataKita
Papua. KataKita (KataKita)
Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved